Pontianak (ANTARA) - Bupati Bengkayang, Kalimantan Barat Sebastianus Darwis mendukung geliat budi daya tanaman porang di daerahnya yang dikembangkan petani sebagai komoditas unggulan masyarakat melalui program bantuan permodalan.
"Komoditas tanaman porang di Kecamatan Seluas yang tergolong baru tersebut bisa terus dikembangkan. Selain sebagai untuk penghasilan petani di wilayah tersebut, namun juga bisa menjadi salah satu produk andalan di Kabupaten Bengkayang,"ujarnya saat dihubungi di Bengkayang, Kamis.
Darwis memastikan Pemkab Bengkayang bersama legislatif akan terus mendukung pengembangan tanaman porang salah satunya dengan mempermudah modal usaha melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Kelompok tani (Poktan) di Desa Mayak, Kecamatan Seluas satu di antara yang telah berhasil mengembangkan tanaman umbi porang. Poktan tersebut dapat meraup omset ratusan juta rupiah dalam sekali panen.
Diketahui, pengembangan tanaman porang yang dilakukan Poktan di Desa Mayak ini sendiri sejak tahun 2019 lalu, dan baru melakukan panen perdana.
Salah satu anggota Poktan Desa Mayak, Agus Riyadi mengatakan, pengembangan porang yang dilakukan petani di wilayah tersebut, lantaran terinspirasi dari konten video yang beredar di media sosial youtube.
“Itu pertama kali belajarnya dari youtube. Dari situ saya banyak bertanya tentang porang dan prospeknya seperti apa dan saya tertarik. Awalnya saya pesan bibitnya lima kilogram, bertahap sampai 70 kilogram,” jelas Agus Riyadi.
Pengembangan tanaman porang sendiri tidaklah begitu rumit, cukup menggunakan pupuk kompos dan penanamannya dilakukan di lahan kering yang tidak mudah tergenang air seperti daerah sawah dan rawa.
“Tanaman porang itu satu bulan bisa tumbuh dan itu pun kecil sekali hanya sebesar pipet. Rupanya porang ini memang perlu proses,” tambahnya.
Untuk sekali panen rata-rata per batang berat yang dihasilkan mencapai tiga kilogram dengan jangka waktu panen enam bulan hingga tiga tahun.
“Bibit ini ada tiga macam, yang pertama dari katak kedua dari umbi, dan ketiga dari spora. Kalau dari bibit spora itu memerlukan waktu tiga tahun, tapi kalau bibit dari katak dua musim dua tahun. Selain itu, kalau bibit dari umbi cukup satu musim atau enam bulan sudah bisa panen,” terang Agus.
Sementara itu, Ketua Koperasi Porang Kabupaten Bengkayang, Sarno mengatakan, saat ini anggota Koperasi Produser Porang Kabupaten Bengkayang sudah mencapai 35 orang dari yang awalnya hanya berjumlah sembilan orang.
“Kami yang pertama ngambil bibit dari Madiun awalnya hanya 15 kilogram. Tapi karena produknya sangat bagus saya langsung mengajak kawan-kawan untuk menanam. Mereka juga merespon dengan positif,” ungkap Sarno.
Bupati Bengkayang dukung permodalan petani porang
Kamis, 24 Juni 2021 22:08 WIB