Pontianak (ANTARA) - Bupati Landak, Provinsi Kalimantan Barat Karolin Margret Natasa mengharapkan stok Bahan Bakar Minyak (BBM) yang ada di setiap SPBU dapat terpenuhi untuk kebutuhan masyarakat, mengingat masih terjadinya kelangkaan di kabupaten itu saat ini.
"Walaupun SPBU bertambah jangan sampai nanti stoknya tidak ada atau kuota berkurang. Untuk tahun 2020, untuk BBM jenis solar yakni 16.908 kiloliter dan 17.210 kiloliter pada tahun 2021 padahal kami mengusulkan 30.784 kiloliter sehingga memang masih sangat kurang dan tidak heran jika antriannya masih sering terjadi," kata Karolin di Ngabang, Selasa.
Karolin mengatakan, kebutuhan BBM sudah menyentuh ke semua aspek kehidupan dan tekanan harga pada komoditas BBM sebagai unsur vital dalam proses produksi dan distribusi barang akan berpengaruh pada harga barang atau jasa lainnya.
"Dengan adanya BBM satu harga di Landak, masyarakat dapat dengan mudah untuk mengakses BBM. Hal ini merupakan salah satu hal yang sangat penting karena akan mempengaruhi perkembangan ekonomi, harga produksi dan sebagainya sehingga diharapkan dapat mengembangkan daerah ekonomi baru," tuturnya.
Bupati Karolin mengucapkan terima kasih kepada pihak Pertamina dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) karena telah merespon apa yang telah menjadi permintaan dan kebutuhan masyarakat Kabupaten Landak karena merekan bisa mendapat BBM dengan harga yang sama dan terjangkau.
Sementara Sales Branch Manager Pertamina Rayon 5 Kalimantan Barat Arindarto Baskoro mengatakan bahwa BBM satu harga merupakan inisiasi program dari Presiden Joko Widodo ditahun 2016 dan meminta Pertamina hingga tahun 2024 agar dapat menyalurkan BBM satu harga ke seluruh Indoniesia.
"Sampai saat ini sudah ada sekitar 270 lebih stasiun BBM satu harga yang sudah beroperasi di seluruh Indonesia, di Kabupaten Landak ini sendiri sudah 4 yang beroperasi yang awalnya di tahun 2018 dan 3 di tahun ini, terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Landak atas dukungannya," kata Arindarto.