Pontianak (ANTARA) - Pelaku ekonomi kreatif (ekraf) di Kabupaten Kubu Raya (KKR), Kalimantan Barat, Yoga Chandra (40) mampu meraup untung jutaan rupiah dengan karung goni bekas yang diubah menjadi produk kerajinan yang menarik dan unik.
"Usaha ekraf saya ini saya beri nama Goni Craft ini berkaitan dengan memproduksi miniatur, hiasan etnik khas Kalbar yang bahan utamanya adalah karung goni, kadang juga dikombinasikan dengan bahan lain, seperti barang bekas," ujarnya di Pontianak, Jumat.
Baca juga: "Galery Kerajinan Tangan" upaya untuk menggali potensi Desa Piantus
Selain miniatur dan hiasan, Yoga juga membuat produk untuk dekorasi rumah (Dekor) dari karung goni. Dalam proses pembuatannya, ia masih mengerjakannya sendiri, dan produk hasil kerajinannya di pasarkan didalam wilayah Kalbar dan luar wilayah.
"Usaha ini masih saya sendiri yang menangani dan produknya ada yang saya jual sendiri ada juga yang saya titipkan di toko suvenir," jelasnya.
Awal mula usaha Yoga bermula saat ia mencoba-coba membuat hiasan dari goni sebelum akhirnya mulai ia jadikan bisnis.
"Pada 2009 itu saya coba mulai membuatnya dan mulai saya jual itu sekitar tahun 2013," kata Yoga.
Baca juga: Dewi, sukses bisnis rumahan kerajinan tangan beromset jutaan rupiah
Selama menjalankan usahanya tersebut Yoga menceritakan terdapat beberapa kendala yang ia hadapi.
"Kadang modal habis dan mau mengembangkan produknya juga terkendala peralatan, apalagi di masa pandemi ini penjualan sepi," jelasnya.
Lanjutnya ia mengatakan bahwa usahanya sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM), BPUM merupakan bagian dari program Kementerian Koperasi dan UKM yang untuk mengatasi ekonomi nasional saat pandemi COVID-19. Ia kebetulan juga merupakan binaan dari Bank Indonesia (BI)
"Waktu itu pernah dapat BPUM buat beli bahan, dan baru saja saya mengikuti inkubator bisnis dari BI peralatan itu sangat penting untuk membantu pengerjaan lebih efisien dan efektif," ujar dia.
Satu bulan sebelum pandemi, miniatur yang terjual bisa 20 - 30 buah dengan keuntungan rata-rata Rp900 ribu - Rp1,3 juta. Namun dikarenakan pandemi Yoga mengatakan penjualan menjadi sulit dikarenakan tidak adanya wisatawan.
Baca juga: Dekranasda Kota Pontianak bangun UMKM melalui kerajinan "pokok telok"
Baca juga: STQ Nasional, lima kerajinan tangan Kalbar laku keras
Baca juga: 5 produk kerajinan tangan Kalimantan Barat laris di pameran STQN XXV