Diantaranya Anto (28) dan Aci (40), pelaku usaha bisnis penyewaan skuter listrik. Maraknya trend penggunaan kendaraan listrik di Ketapang mendorong Anto dan Aci untuk membuka usaha ini.
“Sejak Bulan Desember 2020 lalu kami menjalankan usaha ini. Awalnya kami coba datangkan 6 buah skuter listrik. Alhamdulillah, sekarang sudah menghasilkan omzet bersih sekitar 3 hingga 5 juta rupiah per bulan," jelas Anto.
Dikatakannya, untuk menikmati sensasi menggunakan kendaraan listrik, per jamnya dibandrol sebesar Rp.50.000,-. Dengan pengisian sampai penuh, sepeda listrik miliknya mampu bertahan hingga 5 jam pemakaian, selain itu sepeda listrik ini tidak bising dan ramah lingkungan.
Sementara itu, Aci mengaku mendapat kemudahan untuk mengisi daya skuter listrik sewaannya dengan dukungan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) yang dibangun PLN di lokasi-lokasi yang strategis, khususnya dipusat-pusat keramaian.
Senada, Agung (34), salah satu Pedagang yang membuka lapak berjualan di Jalan Merdeka, mengaku dengan motor listrik dirinya bisa lebih menghemat pengeluaran dalam menjalankan usahanya.
“Menggunakan motor listrik jauh lebih hemat. Saya hitung-hitung, kalau pakai motor listrik ini hanya perlu token listrik seharga Rp.5 ribu saja untuk biaya operasional seminggu. Dulu setiap minggu harus mengeluarkan biaya sebesar Rp. 30 ribu hingga Rp. 50 ribu untuk beli bensin,” tutur Agung.
Menurut Manager PLN UP3 Ketapang, Sanggam Robaga Parsaoran Sinaga, PLN terus berkomitmen untuk mendukung dan mensukseskan program _electrifying lifestyle_. Salah satunya dengan menyediakan SPLU di pusat-pusat keramaian, sehingga dapat memudahkan masyarakat yang memerlukan sumber listrik untuk kendaraan atau kegiatan lainnya.
“Era kendaraan listrik sudah didepan mata, PLN siap membangun infrastruktur pendukungnya, salah satunya SPLU. Ke depannya, jumlah SPLU akan terus bertambah sesuai kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat,” pungkas Sanggam.