Pontianak (ANTARA) - Sekretaris Daerah Kalimantan Barat Harisson mengatakan berdasarkan data hasil tes usap PCR dan antigen, Kamis (24/2), kasus aktif COVID-19 di daerah itu yang 857 kasus, didominasi pelaku perjalanan, baik masuk maupun keluar Kalbar.
"Angka tersebut merupakan angka tertinggi selama pandemi COVID-19 di Kalimantan Barat. Kasus terbanyak berada di Kota Pontianak dengan jumlah 392 orang, kemudian Kabupaten Kubu Raya sebanyak 99 orang, serta Kabupaten Mempawah 76 orang," katanya di Pontianak, Jumat.
Dia menjelaskan jumlah kasus aktif terus meningkat meskipun "positivity rate" Kalbar berkisar 18,95 persen dan masih di bawah nasional.
Berdasarkan hal tersebut, dirinya mengimbau masyarakat Kalbar terus waspada pandemi karena tidak hanya SARS-COV-2 varian Omicron yang menyebabkan peningkatan angka kasus aktif, tetapi SARS-COV-2 varian Delta juga masih ada di Kalbar.
"Ada empat orang pasien COVID-19 dengan penyakit bawaan yang meninggal dunia dan diduga terjangkit varian Delta," tuturnya.
Harisson mengatakan berdasarkan data dihimpun oleh Polda Kalbar bersama Pemprov Kalbar, ada 28 lokasi vaksinasi dan 2.263 orang telah divaksin di Kota Pontianak dengan capaian vaksinasi dosis I sebanyak 434.152 orang (91,77 persen), dosis II sebanyak 354.240 orang (74,88 persen), vaksinasi penguat 31.372 orang (6.63 persen), dan vaksinasi lansia sebanyak 25.867 orang (53.99 persen).
Untuk itu, katanya, pada hari ini Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat bersama Kepolisian Daerah Kalimantan Barat menyelenggarakan vaksinasi bagi masyarakat Kalbar sebagai upaya percepatan vaksinasi dosis I, II, dan penguat di Gedung Grha Bakti Universitas Panca Bhakti Pontianak.
"Hari ini Pemprov Kalbar bersama Polda Kalbar menggelar vaksinasi dosis I, II, dan 'booster' (penguat), untuk masyarakat umum, anak-anak usia 6-11 tahun, dan lansia. Alhamdulillah, animo masyarakat cukup tinggi untuk mendapatkan vaksin," katanya.
Dirinya berharap, percepatan vaksinasi bisa menekan penyebaran COVID-19 di Kalbar.