Pontianak (ANTARA) - Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono meminta kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) kota itu untuk memastikan ketersediaan stok pangan sepanjang Bulan Ramadhan hingga Idul Fitri tahun ini.
"Beberapa upaya telah dilakukan guna mengendalikan inflasi, seperti peninjauan stok pangan di gudang dan agen serta pengawasan secara ketat harga bahan pokok di pasar," kata Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Minggu.
Dia menjelaskan, saat ini harga pangan relatif stabil pada seluruh kebutuhan pokok dan komoditas utama juga tersedia, khususnya untuk tiga bulan ke depan. Hanya saja untuk minyak goreng masih menunggu kiriman distribusi produsen besar.
Edi memperkirakan, sepanjang Ramadhan akan terjadi peningkatan kebutuhan, baik itu kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Hal ini dinilainya sebagai budaya masyarakat Kota Pontianak saat bulan puasa dan lebaran, kemudian ditambah mobilitas yang kian tinggi serta warga wilayah sekitar seperti Kabupaten Mempawah dan Kabupaten Kubu Raya yang banyak juga memilih untuk belanja di Kota Pontianak.
“Sudah jadi budaya warga Kota Pontianak, kalau kebutuhan akan makanan itu tinggi. Karena memang kita sadari, Kota Pontianak hampir 75 persen itu Muslim,” ujarnya.
Oleh sebab itu, lanjut Edi, pihak telah melakukan rapat koordinasi yang melibatkan seluruh pihak terkait dapat memberikan informasi terkini berkaitan ketersediaan bahan pokok. Tak hanya itu, dia juga meminta keperluan lainnya seperti Bahan Bakar Minyak (BBM) hingga ketersediaan pangan terjaga.
“Kunci untuk mengendalikan inflasi itu adalah menjaga ketersediaan bahan pokok,” katanya.
Meski demikian, dia menyebut ada faktor lain yang menjadi penyebab terkendala ketersediaan pangan, misalnya kondisi cuaca di lautan yang mengakibatkan armada kapal pengangkut bahan kebutuhan pokok terlambat. "Sehingga distribusi produksi menjadi terganggu," ujarnya.
Kumpulan informasi yang akurat dari stakeholder terkait, akan menjadi rujukan pihaknya untuk membuat program dan kebijakan tentang harga bahan pokok dan ketersediaan pangan. Dia juga turut mengajak masyarakat untuk memantau harga pangan di Kota Pontianak lewat aplikasi Jepin (Jendela Pontianak Integrasi).
“Di sana bisa melihat, apakah seimbang atau tidak harganya. Ada atau tidak stoknya. Kemudian tentunya juga ada pantauan dari pihak TNI maupun kepolisian lewat satgas yang sudah dibentuk,” katanya.