Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Sebuah rumah di BTN Mandalika, Desa Batunyale, Kecamatan Praya Tengah, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, rusak setelah diguncang gempa bumi magnitudo 5,8 yang terjadi pada 22 Agustus 2022 pukul 16.36 Wita.
"Dari laporan sementara, baru satu rumah yang rusak dampak gempa tadi sore," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lombok Tengah, H Ridwan Ma'ruf di Praya, Senin.
Kerusakan rumah tersebut terjadi pada plafon dan dinding atas kamar tidur dan kios, namun tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.
"Untuk bantuan kepada korban pasti akan diberikan setelah anggota selesai melakukan pendataan terhadap kerusakan yang ditimbulkan tersebut. Belum ada korban jiwa dampak gempa itu," katanya.
Baca juga: Tercatat 234 kali gempa terjadi di wilayah Sulawesi sepanjang bulan Juni 2022
Baca juga: Ketapang diguncang gempa magnitudo 5.0 tidak berpotensi tsunami
Di tempat terpisah, korban HM Hamdiana mengatakan pada saat gempa bumi terjadi pukul 16.30 Wita, dirinya sedang menonton TV sendirian, karena istrinya sedang pergi ke Mataram, lalu seperti ada goyangan, sehingga ia keluar rumah.
"Setelah keluar, baru gempa keras sekali. Sehingga dinding bagian atas rusak dan plafon rumah ikut ambruk. Untuk sementara kita akan mengungsi," katanya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Nusa Tenggara Barat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya pasca gempa bumi magnitudo 5,8 yang mengguncang daerah setempat.
"Gempa bumi tektonik M 5,8 di selatan Bali, Tidak berpotensi tsunami," kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Mataram, Ardhianto Septiadhi dalam keterangan tertulisnya di Praya.
Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M 5,6. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,36° LS ; 115,56° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 47 km arah Selatan Nusapenida, Klungkung, Bali pada kedalaman 134 km.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas subduksi lempeng. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik," katanya.
Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Badung, Denpasar, Klungkung, Mataram, Lombok Barat, Lombok Tengah, dengan skala intensitas IV MMI. Selain itu, di daerah Buleleng, Tabanan, Karangasem, Gianyar, Lombok Utara, Lombok Timur, Dompu, Sumbawa, Sumbawa Barat, Bima dengan skala intensitas III MMI.
"Hingga pukul 17.00 Wita, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan," katanya.*
Baca juga: Bupati Sitti Sutinah Suhardi imbau warga Mamuju tetap tenang pascagempa
Baca juga: Gempa magnitudo 5.2 guncang Banda Aceh
Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatra Barat telah mengakhiri status tanggap darurat pascabencana gempa Magnitudo 6,1, menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
"Pemerintah daerah kini menetapkan status tanggap darurat ke pemulihan. Sebanyak 1.240 rumah terverifikasi rusak berat akibat gempa beberapa waktu lalu," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Abdul mengatakan pemerintah Kabupaten Pasaman Barat menetapkan status ini selama 90 hari, terhitung mulai 11 Maret hingga 8 Juni 2022.
Status tersebut ditetapkan oleh Bupati Pasaman Barat melalui keputusan nomor 188.45/170/BUP-PASBAR/2022 tentang Penetapan Status Transisi Darurat Pemulihan Penanganan Bencana Alam Gempa Bumi di Kabupaten Pasaman Barat.
Baca selanjutnya: Pasaman Barat masuki masa transisi darurat pascagempa