Pontianak (ANTARA) - Ratusan mahasiswa Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Kalimantan Barat melakukan aksi bersih-bersih sampah di lingkungan taman-taman yang berlokasi di Untan dalam rangka memperingati World Cleanup Day (WCD) 2022.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Ahad, menyampaikan apresiasi kepada seluruh mahasiswa yang ikut peduli terhadap kebersihan lingkungan.
Ia berharap aksi ini tidak hanya dilakukan saat memperingati WCD saja, namun setiap saat apabila menemukan sampah yang berserakan, hendaknya dipungut dan dibuang pada tempatnya. Sebagian sampah-sampah yang ada, di antaranya ada yang bermanfaat untuk dikelola atau didaur ulang.
Selain aksi memungut sampah, mereka juga membubuhkan tanda tangan di bentangan spanduk putih beserta pesan-pesan dalam mengkampanyekan pentingnya menjaga lingkungan tetap bersih.
"Lewat momentum WCD ini, saya mengajak kepada seluruh warga untuk mulai mengelola sampah menjadi lebih produktif dan bernilai. Misalnya sampah plastik botol bekas minuman, per kilogramnya dihargai Rp1.500 untuk diolah menjadi biji-biji plastik," ujarnya.
Ia mengemukakan persoalan yang dihadapi saat ini adalah kurangnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah yang dibuang. Berbagai jenis sampah masih bercampur baur tanpa dipilah antara sampah organik, anorganik dan lainnya. Untuk itu, pihaknya telah menyediakan bank sampah induk dan beberapa bank sampah di beberapa kelurahan dan sekolah.
Baca juga: Mahasiswa di Kalbar ikuti diskusi adaptasi kurikulum merdeka
Baca juga: Mahasiswa UNTAN diajak menggunakan transaksi non tunai
"Saya berharap mahasiswa-mahasiswa Untan Pontianak membentuk bank sampah di lingkungan Untan dengan pendampingan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Pontianak," katanya.
Menurut data jumlah penduduk Kota Pontianak semester satu tahun 2022 berjumlah 673.440 jiwa. Setidaknya, setiap tahunnya pertambahan penduduk rata-rata berjumlah 11 ribuan jiwa. Sementara, dalam sehari produksi sampah yang dihasilkan satu orang rata-rata 0,5 hingga 0,8 kilogram, baik sampah organik maupun anorganik. Sedangkan dalam satu hari produksi sampah di Kota Pontianak antara 350 sampai 400 ton.
"Permasalahan yang dihadapi adalah adanya sampah-sampah yang sulit hancur atau musnah, seperti sampah plastik, ini perlu menjadi perhatian kita semua," katanya.
Edi menyebutkan, dengan keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran yang ada, Pemerintah Kota Pontianak tidak mungkin bisa menangani permasalahan sampah tanpa adanya partisipasi aktif masyarakat.
"Kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan itu menjadi hal yang sangat penting," kata Edi Rusdi Kamtono.
Sementara itu, Ketua Panitia World Cleanup Day, M Ridwan Ramadhan menyatakan, aksi yang melibatkan para mahasiswa ini dalam rangka menyampaikan pesan kepada masyarakat betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dari sampah.
"Kita adalah agen perubahan dan agen kontrol, yakni bagaimana kita menyikapinya dengan sangat bijak karena sampah adalah hal yang tidak dapat dimusnahkan secara maksimal dan cepat, dan dibutuhkan ratusan tahun untuk memusnahkan sampah ini," katanya.
Sebagaimana data yang diperoleh, tahun 2019, timbunan sampah di Kota Pontianak tercatat sebanyak 138 ribu ton, kemudian, tahun 2020 meningkat 140 ribu ton. Dengan demikian, terlihat peningkatan jumlah sampah dari tahun ke tahun.
"Oleh sebab itu perlu ada aksi dari semua elemen masyarakat khususnya mahasiswa untuk bertindak secara konkrit dalam menjaga kebersihan, salah satunya aksi yang kita lakukan dalam memperingati WCD ini," katanya.
WCD diperingati sebagai hari bersih-bersih sedunia. WCD adalah salah satu gerakan sosial terbesar di dunia yang menggerakkan masyarakat di beberapa negara untuk membersihkan planet bumi dari sampah, demikian M Ridwan Ramadhan.
Baca juga: BPJAMSOSTEK Pontianak salurkan jaminan kematian ke keluarga mahasiswa KKM Untan
Baca juga: BEM FKIP-FEB Untan Pontianak edukasi mahasiswa tentang kekerasan seksual