Henggar di Desa Gadudero, Sukolilo, Pati, Jawa Tengah, Jumat, mengatakan mengatasi banjir di wilayah itu tidak hanya perkara untuk meninggikan jalan maupun rumah-rumah.
Sebab, katanya, dampaknya masyarakat akan berlomba-lomba meninggikan rumahnya.
Namun, kata dia, tidak demikian pada warga yang kurang mampu.
Baca juga: 1.709 rumah terendam banjir di Kabupaten Pinrang
“Di satu sisi kita harus tata drainasenya. Semua harus ada kajian yang lengkap, sehingga mana yang akan kita ambil dulu kita tangani dulu akan menyelesaikan permasalahan-permasalahan di atas,” ujar dia.
Henggar tidak menyebutkan apakah aktivitas pembalakan hutan memengaruhi banjir di wilayah itu.
Dia mengatakan perlu solusi paling mujarab untuk menghentikan banjir di desa yang sering langganan banjir itu.
Ia mengatakan desa yang justru berada di dataran tinggi tersebut, malah terkena dampak banjir yang cukup dalam.
“Paling tidak mungkin ke depannya mungkin segera kita tangani kaitannya, paling tidak dengan mengatasi sedimentasi dulu sehingga aliran ini sudah melancar,” kata dia.
Baca juga: Warga pesisir diminta waspadai potensi banjir rob
Secara konsep, katanya, menyangkut penanganan air tawar, menahan selama mungkin di darat, dan di satu sisi secepat mungkin dibuang.
Ia mengatakan banjir di wilayah itu bisa bertahan hingga satu bulan.
“Kalau secepat mungkin dibuang menggunakan normalisasi dan bagaimana menahan selama mungkin di darat berarti menggunakan konsep waduk, dan dua-duanya barangkali mungkin bisa kita upayakan,” ujar dia.