Palangka Raya (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi kelas III Iskandar, Kota Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, meminta warga di daerah pesisir setempat mewaspadai potensi gelombang pasang laut yang berpotensi memicu banjir rob.
"Wilayah itu seperti daerah Kecamatan Kumai yang diperkirakan terjadi pasang air laut pada 24-29 Desember 2022," kata Kepala Stasiun Meteorologi kelas III Pangkalan Bun Aqil Ihsan di Pangkalan Bun, Jumat.
Dia menerangkan, potensi gelombang pasang laut ini dikarenakan adanya fenomena bulan baru dan perigee atau jarak terdekat bulan ke bumi.
Selain fenomena bulan baru dan jarak terdekat bulan ke bumi, potensi pasangnya gelombang laut dan banjir rob terjadi beberapa faktor, yakni adanya angin kencang dan hujan lebat di laut.
Baca juga: Sejumlah kawasan rendah di Kota Pontianak terendam banjir
Baca juga: Sambas diguyur hujan sebagian jalan mulai tergenang air
"Kita belum bisa memprediksi apakah pada tanggal 24 Desember nanti akan terjadi hujan deras dan angin kencang di laut, karena kita akan mendapatkan data prakiraan tersebut sehari sebelumnya," ujarnya.
Aqil mengimbau agar warga sekitar pesisir yakni wilayah Kecamatan Kumai untuk tetap waspada terjadinya gelombang laut pasang dan banjir rob sekitar pukul 18.00 -21.00 WIB. Selain itu Aqil juga mengimbau agar warga tetap tenang.
"Kita akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, dalam menghadapi potensi banjir rob di wilayah pesisir, apalagi dalam menghadapi Nataru kali ini," ujar Aqil.
Sebelumnya, Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG Eko Prasetyo mengatakan fenomena bulan baru dan perigee ini berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut secara maksimum di sejumlah daerah pesisir Indonesia.
Berdasarkan pantauan data permukaan air dan prediksi pasang surut, banjir rob berpotensi terjadi di 20 wilayah pesisir Indonesia.
"Secara umum banjir rob akan berdampak pada kegiatan masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir, seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, kegiatan warga di pemukiman pesisir, serta aktivitas tambak garam dan perikanan darat," kata Eko.
Baca juga: Sejumlah kawasan rendah di Pontianak terendam air banjir
Baca juga: Banjir di Melawi rendam 170 rumah penduduk