Pontianak (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar terus memantau dan koordinasi terkait kondisi bencana banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Kapuas Hulu.
"BPBD Provinsi Kalbar sudah berkoordinasi dengan BPBD Kapuas Hulu agar tetap memonitor perkembangan banjir ini untuk memastikan kondisinya terutama dampak kepada warga dapat terkendali," ujar Ketua Satgas Informasi Bencana BPBD Provinsi Kalbar Daniel di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan lokasi kejadian banjir di Kapuas Hulu terjadi di tiga desa yakni pada Desa Labian, Desa Sungai Ajung, dan Desa Setulang dengan tinggi muka air sekitar 80 cm -120 cm. Sedang kejadian tanah longsor pada simpang Sungai Luar Desa Sungai Abau di ruas jalan Nasional Tanjung Kerja, Badau.
Diperkirakan kejadian sekitar pukul 02.00 WIB, 8 Juli 2023. Jarak dari ibu kota kabupaten yakni Putussibau ke lokasi sekitar 70 km. Banjir terjadi karena curah hujan yang tinggi pada Jumat 7 Juli 2023 dari pukul 15.00 WIB sampai Sabtu 8 Juli 2023 pukul 08.20 WIB. Sehingga menyebabkan debit air menjadi besar dan berdampak dengan lokasi kejadian.
"Setelah terjadi banjir, perangkat kecamatan dan desa pada Kecamatan Batang Lupar Kabupaten Kapuas Hulu menuju lokasi sekitar pukul 08.10 WIB dengan waktu tempuh 15 menit perjalanan menuju lokasi. Keadaan permukaan air sudah mengalami penurunan," ucap dia.
Sejauh ini, dari laporan di lapangan tidak ada dampak berupa korban jiwa. Pihaknya mengimbau masyarakat agar tetap tenang, tidak panik.
"Jika banjir sudah masuk ke rumah, pemerintah desa kita dorong untuk berkoordinasi dengan pihak PLN supaya memutus jaringan listrik agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kena setrum listrik," jelas dia.
BPBD terus pantau kondisi banjir dan longsor di Kapuas Hulu
Minggu, 9 Juli 2023 15:21 WIB