Pontianak (ANTARA) - Sebanyak 1.046 pekerja migran Indonesia (PMI) memanfaatkan pelayanan perpanjangan dan pembuatan paspor dan surat perjalanan laksana paspor (SPLP) melalui program Layanan Paspor Istimewa Sarawak (Lapis Sarawak) dari Konsulat Jenderal RI Kuching.
"Program ini hasil kerja sama dengan Dirjen Imigrasi RI, di perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sarawak, Malaysia. Kami terus mengupayakan layanan ini sebagai bentuk perlindungan kepada warga negara Indonesia (WNI) yang ada di Malaysia wilayah Sarawak," kata Konjen RI Kuching Raden Sigit Witjaksono di Miri, Sarawak, Malaysia, Rabu.
Dia menjelaskan permintaan pelayanan dokumen paspor dan kelengkapan dokumen lainnya tahun ini semakin meningkat, dan khususnya permintaan paspor saat ini per hari bisa mencapai berkisar 100, bahkan di saat tertentu bisa mencapai 150 permintaan dokumen paspor.
Raden mengatakan hingga saat ini lebih dari 22.000 dokumen, baik paspor maupun SPLP yang telah dikeluarkan oleh KJRI Kuching. Namun KJRI Kuching tidak berhenti hanya sampai di situ saja, agar para WNI ataupun PMI yang ada di Sarawak saat ini dapat memiliki dokumen keimigrasian yang sah.
KJRI Kuching terus melakukan pelayanan dokumen melalui program jemput bola dan ditambah dengan layanan melalui program Lapis Sarawak hingga akhir Desember 2024.
"Kami berharap dari kegiatan pelayanan sapu bersih ini dapat mencapai target 10.000 pemberian dokumen paspor dan SPLP dari para WNI/PMI di Sarawak, Malaysia," tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Staf Teknis Fungsi Imigrasi KJRI Kuching, Tri Hernanda Reza mengatakan hasil jumlah pelayanan 1.046 dokumen keimigrasian itu diperoleh dari dua hari kegiatan Lapis Sarawak yaitu pada tanggal 4 - 5 Desember 2023, yang dilakukan di perusahaan perkebunan Bintulu Limber Development SDN.BHD dan perusahaan sawit Tradewinds Plantation Berhad di Miri.
"Saat ini kami berada di Miri di Ladang TP Berhad dan sejak kemarin hingga tujuh hari ke depan kami akan melakukan pelayanan perpanjangan dan pembuatan dokumen paspor langsung ke tempat para PMI bekerja di perusahaan sawit yang ada di Miri. Kemarin kami di ladang BLD telah memberikan 346 dokumen paspor dan SPLP, dan hari ini sekitar 700 dokumen keimigrasian akan kami berikan kepada para WNI/PMI di TP Berhad" kata Reza.
Reza menjelaskan hingga Sabtu (9/12) ke depan, kegiatan Lapis Sarawak itu diharapkan mencapai target yaitu dapat melayani sebanyak 3.200 pemohon dokumen paspor ataupun SPLP. Kemudian, nantinya hasil total pelayanan pada tahun ini dapat diakumulasikan hingga bisa mencapai 8.000 hingga 10.000 pemohon dari para WNI/PMI.
"Memang tidak mudah untuk mencapai target tersebut karena adanya berbagai kendala, salah satunya yaitu paspor hilang milik WNI/PMI. Hal ini kami ketahui saat WNI bersangkutan diwawancara, sehingga kami sarankan untuk membuat laporan polisi terlebih dahulu, kemudian mereka dapat mengajukan penggantian paspor hilang, namun yang bersangkutan tetap kami layani dengan memberikan SPLP," kata Reza.
Sementara itu, Sub Koordinator KE Verifikasi Dokumen Perjalanan Dirjen Lalu Lintas Imigrasi RI Heru Pradana yang ikut terjun langsung melakukan pelayanan program Lapis Sarawak itu mengatakan kehadiran rombongan ini diminta oleh KJRI Kuching untuk membantu pelaksanaan pemberian dokumen keimigrasian kepada para WNI/PMI yang memang masa berlaku paspornya telah habis.
"Kegiatan ini sangat didukung Dirjen Imigrasi RI karena kami menilai apa yang dilakukan KJRI Kuching itu sangat membantu para WNI/PMI agar bisa memperpanjang izin tinggal dan izin kerja mereka di Sarawak. Dengan demikian kita harapkan hal itu dapat memberi perlindungan kepada WNI di Malaysia," kata Heru.
Baca juga: Satu orang WNI dievakuasi dari wilayah konflik di Myanmar
Baca juga: Tiga tewas dalam peristiwa bangunan runtuh di Penang, tidak ada WNI