Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyiagakan dokter di sejumlah fasilitas kesehatan dan posko kesehatan untuk memberikan pelayanan kepada korban bencana alam, erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat.
“Kesiapan para tenaga kesehatan tersebut merupakan hasil koordinasi IDI wilayah Sumatera Barat dengan IDI cabang di area terdampak serta sejumlah lembaga terkait seperti BNPB, BMKG, dan kedokteran kepolisian,” kata Ketua Umum PB IDI Moh Adib Khumaidi dalam keterangan diterima di Jakarta, Kamis.
Ketua IDI Wilayah Sumatera Barat Roni Eka Sahputra menjelaskan pihaknya telah melibatkan empat cabang IDI di area terdampak bencana itu, yakni IDI Cabang Agam, IDI Cabang Tanah Datar, IDI Cabang Padang Panjang, dan IDI Cabang Bukittinggi.
“Hingga 6 Desember 2023, 75 orang pendaki yang namanya terdaftar di Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) sudah ditemukan seluruhnya, 23 orang di antaranya meninggal dunia dan sisanya luka-luka baik berat maupun ringan,” katanya.
Ia mengatakan korban meninggal dunia umumnya mengalami luka retak di kepala dan tubuh akibat terkena batu-batu besar dari erupsi.
Hal tersebut, kata dia, juga disebabkan oleh kontak langsung dengan semburan panas, terutama karena kebanyakan para pendaki berada di puncak gunung saat kejadian.
Wakil Ketua II PB IDI Pom Harry Satria mengatakan saat ini IDI bersinergi dengan lembaga terkait untuk mengaktifkan operasional puskesmas selama 24 jam di wilayah yang terdampak.
Upaya ini, kata dia, melibatkan pemberdayaan para tenaga kesehatan setempat, dengan dukungan aktif dari relawan Tim Bantuan Medis Hippocrates Emergency Team Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, serta kolaborasi erat dengan dokter-dokter dari kepolisian.
Ia menjelaskan untuk penanganan lebih lanjut para korban yang dievakuasi, dirujuk ke fasilitas kesehatan di Padang Panjang dan Bukittingggi.
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok selama November tercatat 464 kali erupsi
Baca juga: Warga diimbau waspada bahaya lahar Gunung Ile Lewotolok