Pontianak (ANTARA) - Tanggal 22 September 2022, Pemerintah Indonesia melalui Menteri ESDM Arifin Tasrif resmi mengumumkan kenaikan harga Pertalite hingga Pertamax, di mana harga Pertalite naik menjadi Rp10.000 per liter, kemudian solar naik jadi Rp6.800 per liter, dan Pertamax nonsubsidi naik jadi Rp14.500 per liter.
Dalam menghadapi kenaikan harga Pertalite, Dian Apriyani seorang ibu rumah tangga yang aktif mengantar anak sekolah dan berjualan online yang tinggal di Desa Mega Timur, Kecamatan Sungai Ambawang memutuskan untuk mengambil langkah hemat dan ramah lingkungan, karena dirinya merasa kenaikan harga bahan bakar, khususnya Pertalite, memberikan dampak signifikan pada biaya operasional kendaraan konvensional yang selama ini di gunakannya.
Untuk melakukan penghematan, Dian memilih solusi yang cerdas dengan mengganti kendaraan konvensionalnya dengan motor listrik. Keputusan tersebut tidak hanya didasari oleh faktor ekonomi, tetapi juga kesadaran akan dampak lingkungan. Dengan motor listrik, ia dapat menghemat biaya bahan bakar yang semakin mahal, sekaligus mengurangi jejak karbon dengan menggunakan bahan bakar fosil.
"Melihat kenaikan harga Pertalite, saya merasa perlu mencari alternatif yang lebih ekonomis. Akhirnya, saya memutuskan untuk beralih ke motor listrik," kata Dian, saat di temui di rumahnya, Kamis (14/12/2023).
Dengan menggunakan motor listrik, ia tidak hanya mendapatkan keuntungan finansial, tetapi motor listrik dikenal sebagai kendaraan yang lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan emisi gas buang yang merugikan.
Keputusan Dian tersebut mencerminkan perubahan gaya hidup yang adaptif dan kesadaran akan keberlanjutan.
Dian menceritakan pengalamannya ketika masih menggunakan motor konvensional, ibu rumah tangga ini mengeluarkan biaya mingguan sekitar Rp60.000 untuk pengisian bahan bakar. Di mana selain mengantar anak-anaknya ke sekolah, motor tersebut juga di gunakannya untuk mengantar barang orderan konsumen sehingga mobilitas hariannya cukup tinggi.
Dalam satu bulan, total dana yang harus dikeluarkan untuk membeli BBM mencapai Rp240.000, ditambah dengan biaya service rutin seperti penggantian oli sekitar Rp 75.000, sehingga biaya yang harus di keluarkannya untuk kendaraan konvensional perbulan mencapai Rp315.000.
Namun, setelah beralih ke kendaraan listrik, terjadi kenaikan biaya listrik hanya sekitar Rp35.000 dalam satu bulan. Yang menarik, tidak lagi ada biaya tambahan untuk servis rutin kendaraan, seperti penggantian oli mesin dan oli gardan.
"Saya sudah menggunakan motor listrik sejak bulan Oktober 2022 lalu dan sejak saat itu saya bisa menghemat total Rp280.000 per bulan. Selain menghemat biaya operasional harian, saya juga merasakan manfaat finansial jangka panjang dari beralih ke motor listrik. Tidak ada lagi biaya servis rutin yang harus saya tanggung, sehingga penghematan saya cukup signifikan setiap bulannya," ungkapnya dengan senang.
Dian mengatakan, dengan penggunaan motor listrik, tidak hanya hemat, namun juga menunjang usaha yang ia jalankan, terlebih dari penghemantan anggaran yang bisa dilakukannya, dapat digunakan untuk keperluan lainnya.
Keputusan ini tidak hanya memberikan solusi finansial yang cerdas tetapi juga memberikan kontribusi positif pada lingkungan. Ibu rumah tangga ini menjadi contoh inspiratif bagi masyarakat yang ingin mengoptimalkan pengeluaran sekaligus berkontribusi pada pelestarian lingkungan melalui pilihan kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
***
Penjual Motor Listrik
Industri otomotif di Indonesia sedang mengalami transformasi besar, dari kendaraan internal combustion engine (ICE) menuju kendaraan listrik (EV). Saat ini, tren penjualan motor listrik diklaim tengah mengalami pertumbuhan pesat.
Di Indonesia, Sepeda motor listrik dianggap menjadi katalis menuju adopsi energi terbarukan, dengan peningkatan penjualan sebesar 13,2 kali dalam 2 tahun terakhir.
Salah satu pemilik dealer motor listrik di Pontianak, Yusfansyah pemerintah RI telah menargetkan penjualan motor listrik mencapai 13,5 juta unit pada 2030.
"Untuk di kota Pontianak, penjualan motor listrik juga mulai mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2022 lalu, kami hanya mampu menjual sekitar 106 unit, pada tahun 2023 ini kami bisa menjual 200 lebih unit motor listrik dan ini mengalami peningkatan di banding tahun lalu," katanya.
Menurutnya, salah satu hal yang membuat pertumbuhan motor listrik melonjak drastis adalah munculnya teknologi battery swaping.
Untuk saat ini, katanya pihaknya sudah menyiapkan 5 titik lokasi swapung baterai motor listrik di Kota Pontianak yang memudahkan pemilik kendaraan motor listrik mengisi daya motornya.
Seiiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan motor listrik, pihaknya juga akan terus menambah lokasi swaping di beberapa titik lainnya.
Dia menambahkan, sambil mengalami lonjakan pesat dalam dua tahun terakhir, industri motor listrik di Indonesia semakin mendekati puncak ketenaran. Analis pasar memperkirakan bahwa tren positif ini akan terus berlanjut, membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di sektor otomotif.
Menurut perkiraan terbaru, para ahli memproyeksikan bahwa penjualan motor listrik di Indonesia akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Faktor utama yang diperkirakan akan memicu pertumbuhan ini adalah dukungan penuh pemerintah terhadap inisiatif ramah lingkungan dan kebijakan insentif bagi konsumen yang beralih ke kendaraan listrik.
"Sebagai penjual, kita tentu berharap masyarakat dapat beralih menggunakan motor listrik, untuk meningkatkan ekosistemnya di Pontianak dan Kalbar," tuturnya.
Dia menambahkan, beberapa produsen otomotif terkemuka telah mengumumkan rencana ekspansi dan investasi besar-besaran dalam pengembangan teknologi motor listrik di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa industri otomotif lokal siap untuk mengadopsi perubahan dan memimpin pergeseran menuju kendaraan berbasis energi terbarukan.
Prediksi ini tidak hanya menggambarkan pertumbuhan dalam jumlah unit yang terjual, tetapi juga mencerminkan transformasi lebih besar menuju ekosistem yang mendukung, termasuk infrastruktur pengisian daya dan teknologi terkini dalam bidang otomotif.
"Dengan demikian, motor listrik di Indonesia tidak hanya menjadi tren sementara, melainkan fondasi yang kuat untuk masa depan berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam mobilitas bermotor," kata dia.
***
PLN dorong ekosistem kendaraan listrik
Manager Pemasaran, PLN UID Kalimantan Barat Doni Hernandi mengatakan ekosistem kendaraan listrik di Pontianak sudah semakin terbentuk dan telah sampai kepada masyarakat luas.
Menurutnya, beralih ke kendaraan listrik menjadi pilihan strategis, mengingat sektor transportasi menjadi salah satu penyumbang utama emisi karbon di Indonesia, tak terkecuali Kalimantan Barat.
"Sebagai gambaran, 1 liter bahan bakar minyak (BBM) setara dengan 1,5 kilowatt hour (kWh) listrik. Emisi karbon 1 liter BBM setara dengan 2,4 kilogram (kg) CO2e, sedangkan 1,5 kWh listrik emisinya setara 1,5 kg CO2e," katanya.
Apalagi kata Doni, listrik yang disediakan untuk mengisi daya kendaraan juga akan semakin bersih, menyusul mulai dibangunnya pembangkit yang berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT).
"Artinya, pada kondisi saat ini pun, menggunakan kendaraan listrik sudah mampu mengurangi emisi lebih dari 35 persen. Seiring dengan pembangkit PLN yang menuju ke EBT, maka ke depan kendaraan listrik emisinya akan nol," tuturnya.
Doni menjelaskan, pihaknya terus berupaya untuk mendorong minat masyarakat untuk menggunakan kendaraan listrik di Kalbar, salah satunya dengan mempelopori penyediaan SPKLU sebagai upaya merangsang inisiastif berbagai pihak, menginisiasi terbentuknya kelompok/perkumpulan/komunitas pengguna kendaraan listrik dan memberikan contoh dengan penggunaan kendaraan berbasis baterai dalam operasional harian.
PLN Kalimantan Barat juga terus berupaya untuk memperbanyak SPKLU yang ada di Kalbar, di mana sampai saat ini terdapat 9 unit SPKLU yang dimiliki oleh PLN.
"Namun, sejauh ini PPKLU yang di buat oleh PLN hanya untuk mobil, karena untuk cgharging motor listrik dapat menggunakan daya listrik rumahan, ataupun dapat menggunakan seluruh SPLU (Stasiun Pengisian Listrik Umum) yang sudah lebih dulu disediakan oleh PLN," kata dia.
Menurutnya, secara umum animo masyarakat menggunakan kendaraan berbasis baterai di Kalimantan Barat sudah sangat baik. Terbukti dengan semakin banyaknya ditemukan di jalan, mobil listrik, motor listrik, bahkan sepeda listrik.
Namun dirinya mengakui masih perlu dilakukan Booster dengan kebijakan pemerintah untuk memberikan contoh nyata seperti dengan mengganti kendaraan-kendaraan dinas konvensional menggunakan kendaraan dinas/operasional berbasis baterai, terutama untuk Instansi Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara/Daerah, Korporat, dan sebagainya secara proporsional.
Pelaku UMKM pangkas anggaran operasional bulanan dengan Motor Listrik
Jumat, 15 Desember 2023 14:34 WIB