Jakarta (ANTARA) - Diplomasi Indonesia aktif untuk terus memperjuangkan kesetaraan hak dan akses pendidikan bagi perempuan-perempuan di Afghanistan, kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Saat menyampaikan Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2024 di Gedung Merdeka, Bandung, Senin, Retno menegaskan bahwa pendidikan bagi perempuan adalah kunci menuju kemajuan dan ketahanan suatu negara.
“Berinvestasi pada perempuan berarti berinvestasi untuk masa depan yang lebih cerah dan berketahanan, katanya.
Salah satu inisiatif Indonesia terkait isu perempuan Afghanistan adalah penyelenggaraan Konferensi Internasional Pendidikan Perempuan Afghanistan (ICAWE), yang dilaksanakan atas kerja sama dengan Qatar. ICAWE diselenggarakan di Bali pada akhir 2022 dan Qatar akan menjadi tuan rumah pada konferensi tahun ini.
Inisiatif tersebut, kata Retno, mendapat respons positif. Tidak hanya sambutan baik dari Jepang, Belanda, dan Norwegia, tetapi juga menghasilkan dukungan konkret dari sektor swasta dan filantropis Indonesia.
Selain memperjuangkan akses pendidikan bagi perempuan Afghanistan, Indonesia juga berkomitmen membantu pembangunan kesehatan masyarakat di negara tersebut dengan memberikan kontribusi 10 juta dosis vaksin polio.
Dukungan Indonesia kepada Afghanistan juga ditunjukkan melalui sejumlah kerja sama, yaitu kesehatan reproduksi perempuan, pembuatan kurikulum untuk madrasah, dan pembangunan kapasitas pada bidang perbankan syariah.
Menurut Retno, Indonesia juga secara konsisten terus mendorong pembahasan isu perempuan dalam forum Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Hasilnya, isu perempuan telah mendapat perhatian khusus dari sejumlah negara anggota OKI.
Pada Desember 2023, Retno juga telah mengadakan pertemuan dengan para penerima beasiswa Indonesia dari negara-negara Afrika dan Global South, termasuk dari Afghanistan.
"Ini adalah salah satu cerminan ruh dan prinsip Konferensi Bandung," katanya.