Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) menyebutkan kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat didukung oleh sistem pembayaran yang aman, lancar dan andal.
"Pada tahun 2023, nilai transaksi digital banking tercatat Rp58.478,24 triliun atau tumbuh sebesar 13,48 persen (yoy)," kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur BI Bulan Januari 2024 di Jakarta, Rabu.
Nilai transaksi digital banking juga diproyeksikan meningkat 9,11 persen secara year on year (yoy) hingga mencapai Rp63.803,77 triliun pada 2024.
Sedangkan nilai transaksi uang elektronik (UE) tumbuh 43,45 persen (yoy) sehingga mencapai Rp835,84 triliun dan diproyeksikan meningkat 25,77 persen (yoy) hingga mencapai Rp1.051,24 triliun pada 2024.
Nominal transaksi QRIS tercatat tumbuh 130,01 persen (yoy) dan mencapai Rp229,96 triliun, dengan jumlah pengguna 45,78 juta dan jumlah merchant 30,41 juta yang sebagian besar merupakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Baca juga: SMA Negeri 1 Pontianak edukasi perbankan kepada siswa melalui bank mini
Sementara itu, nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit dan kartu kredit mencapai Rp8.178,69 triliun atau turun sebesar 0,81 persen (yoy).
Dari sisi pengelolaan uang rupiah, jumlah Uang Kartal Yang Diedarkan (UYD) pada Desember 2023 meningkat 7,33 persen (yoy) sehingga menjadi Rp1.101,75 triliun.
Kelancaran dan keandalan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) terjaga baik didukung kondisi likuiditas yang memadai.
Transaksi BI-FAST dan BI-Real Time Gross Settlement (RTGS) terus meningkat di mana BI-FAST tercatat masih menjadi pilihan masyarakat untuk melakukan transfer dana.
Stabilitas sistem pembayaran yang baik tercermin dari tidak terdapatnya reject transaksi BI-RTGS dan BI-Scripless Securities Settlement System (SSSS) yang terkait dengan permasalahan likuiditas.
SPBI juga berjalan baik karena didukung oleh kelancaran sisi operasional, tercermin dari system availability yang tetap terjaga 100 persen.
Bank Indonesia terus memastikan ketersediaan uang rupiah dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang terjaga di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) melalui program pengedaran uang rupiah ke daerah terluar, terdepan, terpencil (3T) serta kegiatan Kas Keliling, Kas Titipan dan Ekspedisi Rupiah Berdaulat.
Baca juga: Bank Kalbar bukukan laba Rp463,99 miliar pada 2023
Kinerja transaksi ekonomi dan keuangan digital tetap kuat
Rabu, 17 Januari 2024 16:36 WIB