Jakarta (ANTARA) -
Bank Indonesia (BI) mengatakan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Januari 2024 terjaga berkat konsistensi kebijakan moneter dan sinergi pengendalian inflasi antarpemangku kepentingan.
"Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2024 terjaga dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus satu persen," kata Kepala Departemen Komunikasi Erwin Haryono di Jakarta, Jumat.
Berdasarkan data inflasi Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi IHK Januari 2024 tercatat sebesar 0,04 persen (month to month/mtm), sehingga secara tahunan menjadi 2,57 persen (year on year/yoy), lebih rendah dari inflasi IHK bulan sebelumnya sebesar 2,61 persen (yoy).
Perkembangan inflasi IHK yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan pemerintah pusat dan daerah dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.
Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus satu persen pada 2024.
Erwin menuturkan inflasi inti pada Januari 2024 tetap terjaga rendah dengan posisi di level 0,20 persen (mtm), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,14 persen (mtm).
Realisasi inflasi inti tersebut disumbang terutama oleh komoditas emas perhiasan, biaya sewa rumah, dan biaya kontrak rumah.
Secara tahunan, inflasi inti Januari 2024 tercatat sebesar 1,68 persen (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,80 persen (yoy).
Sementara inflasi kelompok pangan bergejolak (volatile food) pada Januari menurun dari bulan sebelumnya sebesar 1,42 persen (mtm) menjadi sebesar 0,01 persen (mtm).
Perkembangan tersebut didukung terutama oleh peningkatan pasokan komoditas aneka cabai seiring perbaikan produksi. Penurunan inflasi volatile food lebih lanjut tertahan oleh inflasi komoditas tomat, bawang merah, dan beras.
Secara tahunan, kelompok pangan bergejolak mengalami inflasi 7,22 persen (yoy), lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 6,73 persen (yoy).
Selanjutnya inflasi kelompok administered prices pada Januari 2024 mengalami deflasi sebesar 0,48 persen (mtm), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,39 persen (mtm).
Deflasi tersebut dipengaruhi oleh penurunan tarif angkutan udara usai berakhirnya Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru, serta penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi.
Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 1,74 persen (yoy), relatif stabil dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,72 persen (yoy).