Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) mengimbau kepada masyarakat yang mudik Lebaran pada tahun ini untuk tidak khawatir istirahat keluar jalan tol mengingat perhitungan tarif tol akan berlaku sama.
"Masyarakat tidak perlu kawatir #IstirahatKeluarTol mengingat perhitungan tarif tol akan berlaku sama, yaitu berdasarkan km-travelled," ujar Sekretaris Jenderal ATI Kris Ade Sudiyono di Jakarta, Selasa.
Menurut Kris, setidaknya ada tiga permasalahan lalu lintas yang umum menyertai di festival besar seperti Lebaran. Pertama adalah kapasitas infrastruktur khususnya kapasitas jalan dan tempat istirahat (rest area). Rekayasa lalulintas melalui kebijakan satu jalur maupun contra flow disiapkan di jalur tol utama, mengantisipasi pergerakan masif mudik dan balik Lebaran. Masyarakat diminta menyesuaikan rencana perjalanannya dengan pengaturan jadwal rekayasa lalu lintas ini.
Di dalam rest area telah dilakukan penataan jalur lintasan, area parkir, himbauan berbagi dengan pembatasan waktu beristirahat, penyiapan paket makanan siap saji dan siap santap yang memungkinkan take away, dan lain-lain. Kris juga menyarankan pemanfaatan kantor layanan gerbang tol, tempat layanan publik, kantor instansi pemerintah, dan lain-lain,di luar jalan tol sebagai tempat istirahat sementara.
Isu kedua adalah tentang perilaku sosial berupa kebiasaan yang diekspresikan di perjalanan mudik dan balik Lebaran. Menurut Kris, perilaku sosial ini akan mempengaruhi aspek keselamatan, kelancaran, dan kenyamanan berkendaraan di jalan tol.
Untuk itu terus dikampanyekan terkait kesiapan berkendaraan yakni kondisi, kelaikan dan kesiapan kendaraan, kondisi dan kesiapan pengemudi dan penumpang, tidak membawa penumpang dan barang bawaan berlebih. Kedua, tertib lalulintas yakni berkendaraan di jalurnya, tidak menggunakan dan berhenti di bahu jalan, tidak memutar/pindah lajur di sembarang tempat, berkendaraan sesuai rambu dan panduan petugas; jaga jarak aman dan tidak memacu kecepatan berlebihan.
Ketiga, kesiapan perlengkapan pendukung yaitu periksa kondisi dan tekanan ban, isi/periksa kondisi BBM dan saldo uang elektronik sebelum berada di jaringan jalan tol, beli/persiapkan tiket penyeberangan jauh hari sebelum keberangkatan, periksa kesiapan perlengkapan pribadi di perjalanan.
Akhirnya, keberhasilan manajemen festival kegiatan Lebaran juga memerlukan komunikasi publik yang baik. Berbagai kebijakan, skenario rekayasa lalulintas, serta pengaturan lalu lintas situasional perlu dikomunikasikan ke publik untuk mendapatkan komitmen yang kuat dan dilaksanakan secara konsisten di lapangan.
ATI mengkampanyekan #LebaranBijak: #MudikLebihAwal dan #BalikLebihAkhir. Selain kesiapan sarana dan prasarana jalan tol yang baik, menyiapkan petugas layanan yang akan membantu para pengguna jalan tol, semua Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) secara aktif mengajak masyarakat untuk mengatur rencana perjalanannya secara bijak, tidak bergerak di waktu dan tempat yang sama, memanfaatkan jalur-jalur alternatif, serta terus mengupayakan keselamatan, kelancaran, dan kenyamanan berlalu lintas bersama.
Selain ruas yang dioperasikan fungsional, yang dipastikan tidak bertarif, beberapa BUJT anggota ATI juga memberikan potongan tarif tol di ruas-ruas jalan tol utama, seperti ruas Tran-Jawa, ruas Tangerang-Merak, ruas Tran-Sumatera, serta beberapa ruas tol lainnya. Potongan tarif tol ini bervariasi antara 10 persen sampai dengan 20 persen, berlaku untuk perjalanan menerus (barrier to barrier), dengan jadwal implementasi disesuaikan prediksi distribusi beban lalu lintas arus mudik dan balik Lebaran di masing-masing ruasnya.
Kris meminta masyarakat untuk mengikuti informasi yang dikeluarkan oleh operator tol terkait kebijakan pengaturan distribusi lalulintas melalui pemberian potongan tarif tol ini.