Pontianak (ANTARA) - Penjabat Wali Kota Pontianak, Kalimantan Barat Ani Sofian saat puncak perayaan Hari Anak Nasional 2024 mengajak pelajar di kota khatulistiwa tersebut untuk serius belajar untuk menjemput masa depan emas.
"Generasi muda akan jadi aktor pembangunan ke depan tidak terkecuali untuk Kota Pontianak. Bertepatan di Hari Anak Nasional ini secara khususnya saya minta kepada pelajar untuk serius menjemput ilmu guna menyambut masa depan emas," ujarnya saat memberi sambutan pada puncak perayaan Hari Anak Nasional di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Pontianak, Rabu.
Ia menjelaskan bahwa semua pihak harus mempersiapkan anak atau pelajar secara mental dan fisik. Dunia pendidikan jadi kunci meningkatkan sumber daya manusia ke depan.
Untuk membina generasi penerus tentu memerlukan berbagai langkah efektif. Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak sendiri, lewat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak sering menggelar lomba.
“Lomba membuat anak-anak memiliki jiwa kompetisi dan berupaya meraih yang terbaik, tentu harus semakin digalakkan, agar mereka sibuk dengan hal yang positif,” ungkap Ani Sofian.
Ia optimis, putra-putri Kota Pontianak mampu melanjutkan pembangunan. Dapat terlihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Pontianak yang berada di atas rata-rata nasional, yaitu 81,63.
“Tingkatkan terus inovasi dan kreativitas, belajar terus untuk mengukir prestasi, jangan cepat puas. Saya mohon orang tua siswa dan para guru untuk membimbing anak-anaknya mengikuti ajang yang lebih tinggi,” tegasnya.
Ia menekankan, pendidikan tidak hanya sebatas pengetahuan akademik, tetapi juga pembentukan karakter yang kuat. Nilai-nilai seperti integritas, disiplin, dan semangat gotong royong perlu ditanamkan sejak dini agar generasi muda tumbuh menjadi individu yang tangguh dan berakhlak mulia.
"Pendidikan karakter sangat penting untuk membentuk generasi emas yang tidak hanya cerdas, tetapi juga memiliki kepribadian yang baik," kata dia.
Ia juga meminta kepada orang tua untuk berani untuk memberikan kepercayaan lebih kepada anak.
“Kita biasanya terlalu banyak melarang dan cenderung marah ketika mereka berbuat keliru. Ada baiknya kita mulai memberikan kepercayaan dan mengayomi, ketika mereka berbuat salah jangan langsung menghakimi tetapi lakukan pendekatan,” papar dia.
Dengan mendengar suara anak, orang tua juga akan mendapatkan kepercayaan mereka. Menurutnya, ketika orang tua sudah mendapatkan kepercayaan anak, maka akan lebih mudah menasehati anak-anak.
“Persoalan anak itu kan kompleks, kita semua pernah menjadi anak, remaja dan kemudian dewasa. Kehadiran orang tua lebih dulu memberikan contoh, baru kemudian mengarahkan anak kita,” katanya.