Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengeruk 1.026.879 meter kubik (m3) sedimen di waduk, situ, embung, kali atau sungai di lima wilayah kota guna mengantisipasi banjir termasuk di musim hujan saat ini.
"Berdasarkan data hingga 6 Desember 2024, progres pengerukan di 5 kota administrasi sudah mencapai 1.026.879 meter kubik (m3)," kata Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Hendri saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Dia merinci, dari jumlah sedimen yang dikeruk tersebut, sebanyak 587.107 m3 merupakan kubikasi pengerukan waduk/situ/embung, sementara untuk pengerukan kali/sungai mencapai 286.284 m3 dan 158.486 m3 untuk pengerukan saluran tersier atau penghubung (PHB).
Pengerukan sedimen tersebut, ujar Hendri, merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan Dinas SDA sepanjang tahun untuk mengoptimalkan daya tampung air saat hujan, yang nantinya dapat meminimalkan banjir atau genangan saat musim hujan.
Selain pengerukan, Dinas SDA juga melakukan upaya lainnya dalam antisipasi banjir yakni dengan optimalisasi pengoperasian dan pemeliharaan atau perawatan sarana dan prasarana pengendali banjir seperti rumah pompa, pintu air, alat berat sehingga dapat bekerja secara maksimal saat kondisi pra banjir ataupun saat penanganan banjir.
"Saat kondisi sebelum memasuki musim hujan, Dinas SDA juga terus melaksanakan pembangunan infrastruktur pengendali banjir juga dilakukan guna meminimalisir genangan saat musim hujan," ujar Hendri.
Baca juga: BPBD DKI salurkan bantuan logistik kepada korban kebakaran di Kemayoran
Dinas SDA DKI Jakarta memastikan kesiapan armada, infrastruktur pengendali banjir dan petugas di lapangan. Upaya ini dilakukan untuk memaksimalkan penanganan banjir.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperpanjang status peringatan dini cuaca ekstrem hingga 15 Desember 2024 seiring dengan terus meningkatkan curah hujan di wilayah Jabodetabek.
BMKG memprediksi hujan akan turun 100 mm pada puncak cuaca ekstrem, sehingga ini perlu diwaspadai.
Merespon ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan terus memantau potensi cuaca ekstrem dan berkomitmen untuk melaksanakan langkah-langkah antisipasi yang optimal untuk mengurangi dampak dari cuaca buruk termasuk dengan modifikasi cuaca.
Baca juga: DKI pertimbangkan WFH seiring potensi cuaca ekstrem