Pontianak (ANTARA) - Bea Cukai Pontianak mencatatkan pencapaian luar biasa dalam pelayanan kepabeanan sepanjang tahun 2024 dengan nilai devisa impor sebesar 406 juta Dolar AS dan nilai devisa ekspor mencapai 2,798 juta Dolar AS.
"Capaian ini mempertegas peran strategis Bea Cukai dalam mendukung arus perdagangan internasional dan optimalisasi penerimaan negara," kata Kepala Kantor Bea Cukai Pontianak, Hary Prasetyo, di Pontianak, Rabu.
Hary menyebutkan bahwa sektor bahan baku dan penolong menjadi penyumbang terbesar devisa impor dengan kontribusi 41,07 persen, diikuti oleh barang konsumsi sebesar 22,33 persen. Hampir seluruh aktivitas impor dilakukan melalui jalur laut, yaitu sebesar 99,51 persen, sementara jalur udara menyumbang 0,49 persen.
Di sisi lain, ekspor didominasi oleh barang konsumsi yang berkontribusi sebesar 71,49 persen, diikuti bahan baku dan penolong sebesar 28,38 persen.
"Sebagian besar ekspor juga dilakukan melalui jalur laut, yakni mencapai 99,92 persen, dengan aktivitas utama di Pelabuhan Dwikora dan Pelabuhan Kijing," tuturnya.
Dia menjelaskan, kontributor utama dan komoditas andalan Kontribusi signifikan pada sektor impor berasal dari beberapa perusahaan besar, seperti PT Borneo Alumina Indonesia 110 juta Dolar AS (27,09 persen dari total nilai impor), Perum Bulog 42,6 juta Dolar AS (10,49 persen) dan AKR Corporindo 38,2 juta Dolar AS (9,42 persen).
Sementara itu, sektor ekspor didukung oleh Energi Unggul Persada 421 juta Dolar AS (15,05 persen dari total nilai ekspor), Hok Tong 46 juta Dolar AS (1,65 persen), Sari Dumai Sejati 26 juta Dolar AS (0,94 persen, dengan negara Asal dan Tujuan Utama Negara asal impor terbesar adalah China dengan devisa impor sebesar183,8 juta Dolar AS (45,22 persen).
Selanjutnya komoditas utama impor dari China meliputi mesin dan peralatan mekanis sebesar 83,7 juta Dolar AS (20,59 persen), minyak mentah dan turunannya sebesar 50,5 juta Dolar AS (12,43 persen), Serealia 42,6 juta Dolar AS (10,49 persen), sementara itu, negara tujuan ekspor utama adalah Malaysia dengan nilai devisa ekspor mencapai 2,027 juta Dolar AS (72,44 persen).
Kemudian untuk komoditas unggulan yang diekspor ke Malaysia antara lain rempah-rempah 1,996 juta Dolar AS (71,33 persen), Lemak dan minyak nabati 453 juta Dolar AS (16,20 persen), bahan baku karet 108 juta Dolar AS (3,85 persen).
"Kinerja impresif ini tidak hanya menunjukkan keberhasilan Bea Cukai Pontianak dalam menjaga kelancaran arus barang, tetapi juga memperlihatkan komitmen dalam mendukung pertumbuhan sektor perdagangan internasional," kata Hary Prasetyo.
Dia menegaskan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari sinergi yang kuat dengan importir dan eksportir, serta upaya pengawasan yang konsisten dalam penegakan hukum di bidang kepabeanan dan cukai sepanjang tahun 2024.