Jakarta (ANTARA) - Ketua DPD RI Sultan B Najamudin mengatakan pihaknya bakal mengetatkan pengawasan terhadap pesantren-pesantren yang ada di tanah air guna mencegah kasus bangunan roboh seperti yang terjadi di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.
"Kami ke depan akan melakukan fungsi pengawasan lebih ketat lagi dan memastikan hal serupa ini tidak terjadi lagi," kata Sultan di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan DPD RI terus memantau perkembangan proses evakuasi atau penanganan bangunan roboh tersebut. Sejauh ini, menurut dia, ada sekitar 50 orang yang menjadi korban jiwa dalam tragedi itu.
"Saya sudah kirim Anggota DPD saya ke sana untuk mengupdate situasi terakhir," kata dia.
Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan proses evakuasi korban runtuhnya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, telah memasuki tahap akhir dan masih ada 10 korban lagi.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) mencatat telah menerima total 55 kantong jenazah korban ambruknya Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, hingga Senin pagi.
Presiden Prabowo Subianto pun sudah memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar untuk memeriksa struktur dan kekuatan bangunan di pondok-pondok pesantren sehingga insiden ambruknya mushalla di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, tidak terulang.
Bangunan mushalla di Ponpes Al Khoziny itu ambruk pada Senin (29/9) pekan lalu menyebabkan ratusan santri yang melaksanakan shalat berjamaah terjebak di bawah puing-puing bangunan. Insiden itu berlangsung di tengah renovasi bangunan mushalla di lantai tiga.
