Pontianak (Antaranews Kalbar) - Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Kalbar memperkuat pendidikan karakter dengan mempertemukan tim konsultansi dan asistensi provinsi dengan pejabat dinas pendidikan se-Kalbar agar dapat mengimplementasikan kebijakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di daerah.
"Pertemuan tim konsultasi tersebut saat Rakor dan sosialisasi penguatan pendidikan karakter yang baru kita gelar," ujar Kepala Seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi LPMP, Dwi Karyani di Pontianak, Kamis.
Dwi menjelaskan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik).
"Sekolah harus mampu merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan baik dari sisi kepala sekolah, guru, siswa, pengawas, komite sekolah maupun masyarakat untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter," papar dia.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud yang hadir sebagai konsultan PPK di Kalbar, Ari Santoso mengatakan PPK merupakan upaya untuk membangun dan membekali generasi emas Indonesia 2045 mendatang.
"PPK disiapkan untuk menghadapi dinamika perubahan masa depan dengan keterampilan abad ke-21. Hal itu sangat penting," jelas dia.
Sementara itu juga Tim Asistensi PPK Provinsi Kalbar, Etty Lestari menjelaskan bahwa PPK berbasis kelas lebih pada aksi guru di kelas dalam membentuk karakter, bukan pada penulisan nilai dalam kolom RPP.
"Kurikulum 2013 adalah bagian dari desain besar gerakan PPK. PPK memperkuat Kurikulum 2013. Namun, Kurikulum 2013 tidak sama dengan PPK. PPK lebih luas cakupannya," paparnya.
Selain itu, Etty Lestari menjelaskan praktek dalam penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah harus diterapkan dan diimplementasikan secara sistematis dengan menerapkan lima nilai utama PPK.
"Nilai PP itu seperti religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas dalam ekosistem pendidikan. Itu harus diterapkan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018
"Pertemuan tim konsultasi tersebut saat Rakor dan sosialisasi penguatan pendidikan karakter yang baru kita gelar," ujar Kepala Seksi Pemetaan Mutu dan Supervisi LPMP, Dwi Karyani di Pontianak, Kamis.
Dwi menjelaskan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik).
"Sekolah harus mampu merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan baik dari sisi kepala sekolah, guru, siswa, pengawas, komite sekolah maupun masyarakat untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter," papar dia.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud yang hadir sebagai konsultan PPK di Kalbar, Ari Santoso mengatakan PPK merupakan upaya untuk membangun dan membekali generasi emas Indonesia 2045 mendatang.
"PPK disiapkan untuk menghadapi dinamika perubahan masa depan dengan keterampilan abad ke-21. Hal itu sangat penting," jelas dia.
Sementara itu juga Tim Asistensi PPK Provinsi Kalbar, Etty Lestari menjelaskan bahwa PPK berbasis kelas lebih pada aksi guru di kelas dalam membentuk karakter, bukan pada penulisan nilai dalam kolom RPP.
"Kurikulum 2013 adalah bagian dari desain besar gerakan PPK. PPK memperkuat Kurikulum 2013. Namun, Kurikulum 2013 tidak sama dengan PPK. PPK lebih luas cakupannya," paparnya.
Selain itu, Etty Lestari menjelaskan praktek dalam penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah harus diterapkan dan diimplementasikan secara sistematis dengan menerapkan lima nilai utama PPK.
"Nilai PP itu seperti religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas dalam ekosistem pendidikan. Itu harus diterapkan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2018