Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat diproyeksikan menjadi kawasan pelabuhan terbesar di Pulau Kalimantan.

"Ini merupakan pelabuhan terbesar di Pulau Kalimantan sehingga harus dapat memperkuat competitiveness, daya saing produk unggulan, khususnya dari Kalimantan Barat," kata Presiden Jokowi saat meresmikan Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak, Selasa.

Baca juga: Peresmian Terminal Kijing Pelabuhan Pontianak diharapkan genjot daya saing
Baca juga: Presiden Joko Widodo ke Kalimantan Barat meresmikan Terminal Kijing
Baca juga: Ini sejumlah agenda Presiden Joko Widodo ke Kalbar

Presiden juga berpesan agar akses jalan dari pelabuhan menuju Kota Pontianak untuk diperlebar sehingga pembangunan proyek senilai Rp 2,9 triliun tersebut benar-benar dapat memperkuat daya saing dan memperbaiki konektivitas antar daerah, antar pulau, hingga antar negara.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyampaikan bahwa Terminal Kijing merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional yang pembangunannya dilakukan oleh PT Pelabuhan Indonesia (Persero).

Baca juga: Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana kunjungan kerja ke Kalbar
Baca juga: WIKA bangun Terminal Kijing dengan "trestle" terpanjang di Indonesia
Baca juga: Jalan menuju dermaga Pelabuhan Terminal Kijing Mempawah jebol
Baca juga: Pelindo II gerak cepat pulihkan Terminal Kijing

Menhub mengatakan, pembangunan ini dilatarbelakangi oleh Pelabuhan Pontianak yang semakin terbatas dengan adanya pendangkalan dan lokasinya yang berada di tengah kota.

"Oleh karenanya Kijing diharapkan untuk menggantikan Pelabuhan Pontianak dan memberikan ruang bagi industri-industri untuk tumbuh di Kalimantan Barat," kata Budi Karya.

Baca juga: Pelindo II targetkan operasional Terminal Kijing Juli 2020
Baca juga: IPC mulai operasionalkan Pelabuhan internasional Kijing awal 2020
Baca juga: Terminal Kijing Mempawah tunjang sarana perpindahan ibukota negara

Sebagai informasi, detail tahapan pembangunan Terminal Kijing, antara lain untuk Tahap I Inisiasi (2018-2022) dan lanjutan, kemudian diikuti tahap II.

Pada tahap I inisiasi, kapasitas mencakup Terminal Kontainer 500.000 TEUs per tahun, Terminal Curah Cair 5 juta ton per tahun, Terminal Curah Kering 7 juta ton per tahun, dan Terminal Multipurpose berkapasitas 500.000 ton per tahun.

Baca juga: IPC mulai operasionalkan Pelabuhan internasional Kijing awal 2020
Baca juga: Terminal Kijing mampu mengakomodir kapal berukuran besar
Baca juga: Terminal Kijing ditargetkan operasional 2019

Untuk tahap I lanjutan, kapasitas Terminal Kontainer 950.000 TEUs per tahun, Terminal Curah Cair 8,34 juta ton per tahun, Terminal Curah Kering 15 juta ton per tahun, dan Terminal Multipurpose 500.000 ton per tahun.

Di Tahap II, Terminal Kontainer 1 juta TEUs per tahun, Terminal Curah Cair 3,84 juta ton per tahun, dan Terminal Multipurpose berkapasitas 500.000 ton per tahun.

Baca juga: Pelabuhan Kijing akan dongkrak kontribusi sawit di Kalbar
Baca juga: Pelindo II ajak Gapki Kalbar manfaatkan peluang hadirnya Pelabuhan Kijing
Baca juga: Pelabuhan Kijing siap operasional akhir 2020
Baca juga: PT Wika diminta rapid test 2.400 pekerja Pelabuhan Kijing

Sehingga total kapasitas mencapai 1,95 juta TEUs per tahun untuk Terminal Kontainer, 12,18 juta ton untuk Terminal Curah Cair, 15 juta ton per tahun, untuk Curah Kering, dan 1 juta ton per tahun untuk Multipurpose.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Baca juga: Pelindo II mulai ganti rugi lahan Terminal Kijing
Baca juga: Pembebasan 200 hektare lahan untuk Terminal Kijing
Baca juga: Tantangan ekonomi Kalimantan Barat ekspor belum tercatat
Baca juga: Kadis Nakertrans Kalbar: Pelabuhan Kijing bisa tekan jumlah pengangguran

 

Pewarta: Adimas Raditya Fahky P

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2022