London (ANTARA Kalbar) - Kuliah di Indonesia dan lulus di Prancis bukan lagi hal yang mustahil bahkan mahasiswa yang mengikuti jalur ini akan memperoleh dua gelar sekaligus.
Gelar diperoleh dari Perguruan Tinggi di Prancis dan satunya lagi dari Perguruan Tinggi di Indonesia.
Demikian diungkapkan Atase Pendidikan pada KBRI Paris Syafsir Akhlus dalam pertemuannya dengan Bertrand de Hartingh, Conseiller de Coopération et d'Action Culturelle Kedutaan Besar Prancis untuk Indonesia yang berkunjungan ke KBRI Paris baru-baru ini.
Menurut Syafsir Akhlus dalam keterangannya kepada ANTARA London, Senin, salah satu agenda yang dibahas adalah evaluasi dan perbaikan mekanisme program Gelar Ganda (Double Degree) pada tingkat Strata dua (Master) antara Perguruan Tinggi di Indonesia dan Perguruan Tinggi di Prancis.
Saat ini, mahasiswa yang ikut program gelar ganda tersebut menyelesaikan tahun pertama master (M1) di Perguruan Tinggi Indonesia sambil mempersiapkan Bahasa Prancis. Setelah menyelesaikan M1, mahasiswa tersebut melanjutkan tahun kedua Master (M2) di Perguruan Tinggi di Prancis.
Secara akademik, beberapa Perguruan Tinggi di Prancis telah memberikan komitmen untuk mengakui kurikulum tahun pertama Master yang dilaksanakan pada beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia.
Pengakuan tersebut direalisasikan dengan cara menerima langsung mahasiswa Master tahun kedua dari Indonesia untuk mengikuti M2 (sebutan tahun kedua Master di Prancis) pada Perguruan Tinggi di Perancis, ujarnya.
Menurut Syafsir Akhlus, Perguruan Tinggi di Prancis yang telah memberikan komitmen untuk Program Gelar Ganda ini tersebar di seluruh Prancis, mulai dari Lille di utara sampai ke Marseille di Selatan, dari Brest di barat sampai ke Strasbourg di timur.
Jumlah Perguruan Tinggi tersebut semakin hari semakin bertambah dengan adanya sosialisasi dan lobi intensif yang dilakukan Atase Pendidikan KBRI Paris selama ini. Dari hasil evaluasi yang telah dilakukan, faktor utama yang menjadi kendala pada program ini adalah penguasaan Bahasa Prancis.
Pembekalan bahasa yang diberikan dalam waktu satu tahun ternyata belum cukup bagi mahasiswa untuk mengikuti kuliah dan ujian dengan baik. Kemampuan berbahasa yang kurang menyebabkan para pengajar kesulitan untuk memberikan penilaian atas hasil kerja mahasiswa Indonesia.
Guna mengatasi hal tersebut, maka pembekalan Bahasa Prancis untuk program gelar ganda untuk Master ini harus dilaksanakan lebih awal dengan waktu pengajaran yang lebih lama.
Sementara itu Bertrand de Hartingh yang juga merangkap Direktur Institut Français Indonesia (IFI), institut di bawah manajemen Kedutaan Prancis untuk Indonesia yang bertanggung jawab terhadap pendidikan dan sertifikasi kemampuan berbahasa Prancis di Indonesia mengatakan waktu minimal yang dibutuhkan agar mahasiswa punya cukup kompetensi untuk berbahasa Perancis dengan niveau/tingkat B-2 adalah tiga tahun atau enam semester.
emerintah Prancis melalui Institut Français Indonesia (IFI) akan mempersiapkan skim baru Program Pembelajaran Bahasa Prancis yang akan dimasukkan sebagai matakuliah di Perguruan Tinggi Indonesia.
Kepada mahasiswa berada di semester empat S1, berprestasi tinggi dan berminat menyelesaikannya Master di Prancis, dapat mempersiapkan diri masuk Program Jalur Cepat Gelar Ganda Master Indonesia Prancis atau Program Gelar Ganda Master Indonesia Prancis.
(H-ZG)