Aden (ANTARA Kalbar) -
Bentrokan sengit antara pasukan Yaman dan gerilyawan Al Qaida di Abyan,
Yaman selatan, menewaskan 28 orang, dua diantaranya prajurit, kata
beberapa pejabat daerah dan militer, Senin.
Setelah pertempuran beberapa jam, militer menguasai sebuah pabrik
amunisi di kota Jaar, Abyan, dan menemukan mayat 12 gerilyawan Al
Qaida, kata seorang pejabat militer, lapor AFP.
Al Qaida menguasai pabrik milik militer itu dalam pertempuran
sebelumnya dan fasilitas itu dibom beberapa kali oleh pasukan pemerintah
dalam upaya menumpas gerilyawan jihadis tersebut.
Sebuah helikopter militer juga menyerang posisi-posisi Al Qaida
di Jaar, menewaskan enam gerilyawan, kata seorang pejabat setempat.
Di kota berdekatan Shaqra, dimana banyak pemimpin Al Qaida
diyakini bersembunyi, bentrokan antara pasukan dan militan menewaskan
delapan gerilyawan, kata seorang pejabat militer.
Dua prajurit tewas dan 13 orang cedera di sebelah baratlaut Jaar,
dan empat orang lain terluka dalam pertempuran di Shaqra, kata pejabat
itu.
Pasukan Yaman meluncurkan ofensif bulan lalu untuk menghalau
militan Al Qaida dari provinsi Abyan, Yaman selatan, dimana mereka
menguasai sejumlah kota dan desa.
Sejak ofensif militer dimulai pada 12 Mei, 485 orang yang
mencakup 368 anggota Al Qaida, 72 prajurit, 26 militan lokal pro-militer
dan 19 warga sipil tewas.
Ofensif itu didukung oleh pesawat tak berawak AS yang pada hari
itu melancarkan dua serangan udara di Yaman timur yang menewaskan 11
terduga anggota Al Qaida.
Pada 6 Mei, serangan udara AS di Yaman timur menewaskan pemimpin
Al Qaida Yaman Fahd al-Quso, yang diburu dalam kaitan dengan pemboman
mematikan terhadap kapal USS Cole pada 2000.
Serangan pada Oktober 2000 terhadap USS Cole, kapal perusak
Angkatan Laut AS, di pelabuhan Aden, Yaman, menewaskan 17 pelaut dan
mencederai 40 orang.
Quso tewas dalam serangan dua rudal di dekat rumahnya di Rafadh, sebelah timur Ataq, ibu kota provinsi Shabwa.
Menurut laporan-laporan, pesawat-pesawat tak berawak AS
melancarkan sekitar sepuluh serangan udara di Yaman dalam empat bulan
terakhir.
Badan Intelijen Pusat AS (CIA) meminta izin untuk melancarkan
serangan lebih lanjut pesawat tak berawak di Yaman, meski ada risiko
korban mungkin bukan teroris, kata Washington Post pada April.
AS tidak pernah secara resmi mengakui penggunaan pesawat tak
berawak terhadap Al Qaida di Yaman, yang dianggap sebagai cabang paling
aktif dan mematikan dari jaringan teror global itu dan menjadi pusat
perang melawan teror.
Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman
ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al Qaida di Semenanjung Arab
(AQAP).
AS ingin presiden baru Yaman, yang berkuasa setelah protes
terhadap pendahulunya membuat militer negara itu terpecah menjadi
kelompok-kelompok yang bertikai, menyatukan angkatan bersenjata dan
menggunakan mereka untuk memerangi kelompok militan itu.
Militan melancarkan gelombang serangan sejak mantan Presiden Ali
Abdullah Saleh pada Februari menyerahkan kekuasaan kepada wakilnya,
Abdrabuh Mansur Hadi, yang telah berjanji menumpas Al Qaida.
Pada Maret, 185 prajurit tewas dalam serangan besar Al Qaida
terhadap sebuah kamp militer di dekat Zinjibar, ibu kota provinsi Abyan. (M014)
28 Al Qaida, Prajurit Yaman Tewas Dalam Bentrok Sengit
Selasa, 12 Juni 2012 8:31 WIB