Jakarta (Antara Kalbar) - Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU) Abdul Djamil mengatakan konflik bersenjata di Yaman memiliki potensi membahayakan jamaah haji sehingga rute penerbangan pesawat yang menggangkut tamu Allah tidak melewati negara tetangga Arab Saudi itu.
"Ada Notam atau notice for air man. Yaitu peringatan kepada awak udara agar tidak melintasi kawasan udara dalam hal ini Yaman," kata Abdul di Jakarta, Jumat.
Sebelum ada konflik, kata dia, pesawat haji biasanya melewati kawasan udara Yaman. Rute itu menjadi berubah setelah konflik Yaman-koalisi Timur Tengah terjadi.
Rute normal penerbangan haji dari Indonesia sendiri secara berurutan melewati Samudera Hindia-Yaman-Arab Saudi. Dengan rute baru itu menjadi Samudera Hindia-Oman-Arab Saudi.
Salah satu dampak dari perubahan rute itu adalah biaya avtur pesawat haji yang menjadi bertambah karena waktu tempuh dari masing-masing embarkasi di Indonesia menuju Arab Saudi menjadi 25 menit lebih lama dari waktu sebelumnya.
Abdul belum dapat memastikan pengembalian rute normal itu akan diterapkan menilik eskalasi konflik Yaman belum kunjung kondusif.
Belakangan, situasi di Yaman bergejolak setelah negara-negara Timur Tengah yang dipimpin Arab Saudi menggempur salah satu negara teluk itu dengan tujuan menyerang militan Houti.