Jakarta (ANTARA Kalbar) - Relawan dari organisasi "Medical Emergency Rescue Committee" (MER-C) Indonesia, Rabu, berangkat menuju Myanmar setelah Kementerian Luar Negeri negara itu mengeluarkan visa dan izin masuk ke negara bagian Rakhine.
"Tim yang berangkat ke Myanmar berjumlah lima orang diketuai dr Yogi Prabowo, Sp.OT," kata Ketua Presidium MER-C dr Sarbini Abdul Murad kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.
Ia menjelaskan, anggota tim itu adalah dr Zackya Yahya, SpOk, dr Meaty F, dr Kresna Agung dan Azis Muslim (staf logistik).
Berbekal surat Kemenlu Myamnar tersebut dan Nota Diplomatik dari Kemenlu RI, kata dia, lima relawan MER-C, pada Rabu subuh bertolak ke Yangon, Myanmar.
"Tim dijadwalkan tiba di Yangon, ibu kota Myanmar pada pukul 11.15 waktu setempat," katanya.
Menurut dia, setibanya di Bandara Yangon, bersama staf KBRI, tim akan langsung menuju Kantor KBRI guna berkoordinasi lebih lanjut mengenai rencana misi medis MER-C di Rakhine.
Sarbini Abdul Murad juga menjelaskan bahwa dengan adanya surat izin dari Kemenlu Myanmar dan Nota diplomatik Kemenlu RI tersebut, tim berharap bisa segera masuk ke lokasi konflik dan pengungsian di Rakhine untuk memberikan bantuan dan pelayanan medis bagi para korban.
"Lama misi ini direncanakan dua pekan," katanya menambahkan.
Dalam misi kemanusiaan itu, kata dia, sejumlah bantuan obat-obatan kedaruratan dan umum untuk pelayanan medis bagi para korban dibawa dari Jakarta.
Selain itu, kata dia, tim berencana akan membeli obat-obatan lebih lanjut di Myanmar sesuai dengan kebutuhan di lapangan.
"Kami juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan dan bantuan para donatur, mohon doanya agar misi kemanusiaan ini berjalan lancar, dan amanah donasi dari rakyat Indonesia tersampaikan kepada yang membutuhkan," katanya.
Delegasi Indonesia lainnya yang lebih dahulu datang ke Myamnar adalah Ketua Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla dan delegasi DPR dari Fraksi PKS yang dipimpin Hidayat Nur Wahid yang disertai dua tenaga ahli Mensos Sapto Waluyo dan Suryama M Sastra.
Jusuf Kalla sendiri mengatakan bahwa permasalahan di negara bagian Rakhine, Myanmar, adalah murni permasalahan etnis antara orang Rakhine dan orang Rohingya, dan bukan permasalahan agama.
Mantan Wapres itu mengatakan umat Islam di Myanmar ada lebih dari 2,5 juta orang, di mana tidak semunya dari etnis Rohingya, yang selama ini hidup dalam suasana baik dan tidak berkonflik.
Sementara itu, Hidayat Nur Wahid mengemukakan terus menggalang solidaritas untuk pengungsi Myanmar melalui LSM kemanusiaan.
"PKS tak hanya berinisiatif melakukan diplomasi parlemen, seperti bertemu Ketua MPR/DPD dan DPR Myanmar, namun menggalang solidaritas melalui LSM kemanusiaan. Kami berharap dapat akses langsung kepada korban," katanya seperti disampaikan tenaga ahli Menteri Sosial Suryama M Sastra usai delegasi Indonesia iditerima Menteri Kesejahteraan Sosial, Bantuan dan Pemukiman Kembali Myanmar U Aung Kyi (26/8).
Surryama M Sastra menambahkan, agar koordinasi LSM kemanusiaan lebih efektif, pihaknya memohon dapat diinformasikan mekanisme penyaluran bantuan yang dapat ditempuh.
"Dalam jangka panjang, kita dapat saling tukar pengalaman untuk mencari solusi atas gejala kematian ibu dan malnutrisi balita yang tinggo di Rakhine," katanya.
(A035)
Relawan Kesehatan Mer-C Indonesia Diizinkan Masuk Myanmar
Rabu, 12 September 2012 16:09 WIB