Lebak (ANTARA Kalbar) - Masyarakat komunitas Suku Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten sangat konsisten menjaga pelestarian hutan dan lahan, kata Ketua Wadah Musyawarah Masyarakat Baduy (Wammby) Kasmin Saelani di Rangkasbitung, Minggu.
Ia mengatakan hingga saat ini masyarakat Baduy menjaga pelestarian lingkungan untuk keseimbangan ekosistem alam juga kelangsungan hidup manusia.
Sebab jika hutan rusak kemungkinan akan menimbulkan dampak buruk, seperti bencana banjir, longsor dan kekeringan.
Karena itu, kata dia, pihaknya terus menjaga kawasan hutan Baduy agar tidak terjadi kerusakan dengan melarang penebangan pohon.
Saat ini kawasan hutan hak ulayat Baduy seluas 5.101,85 hektare sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 32 Tahun 2001 hingga kini terjaga dengan baik.
"Masyarakat Baduy tidak boleh melakukan penebangan pohon maupun perusakan hutan sebab kalau hutan itu rusak tentu akan menimbulkan malapetaka bagi manusia dan ekosistem lainnya," kata Kasmin.
Menurut dia, masyarakat Baduy yang tinggal di kawasan Gunung Kendeng berlokasi di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, merupakan sebagai hulu air wilayah Provinsi Banten.
Kawasan wilayah hulu Baduy memiliki beberapa daerah aliran sungai (DAS), di antaranya Ciujung, Cisimeut, Ciberang, dan Cimadur.
"Kami sangat komitmen menjaga pelestarian hutan dan lahan untuk mengantisipasi bencana alam," ujarnya.
Ia menyebutkan masyarakat Baduy sejak nenek moyang hingga sekarang tetap menjaga dan melestarikan lingkungan sebagai pilar kehidupan.
Bahkan, kawasan Baduy hingga kini tidak memiliki jalan aspal.
"Kami melarang warga luar memasuki hutan hak ulayat Baduy dengan membawa angkutan, seperti motor, mobil, dan truk sebab kendaraan bisa merusak hutan kawasan Baduy," katanya.
Kasmin mengatakan kepedulian warga Baduy terhadap pelestarian lingkungan sangat besar, selain menjaga hutan-hutan lindung juga melakukan penanaman berbagai jenis pohon.
Selain itu, lanjut dia, warga Baduy tidak boleh melakukan penebangan dan harus seizin lembaga adat.
"Kami sangat cinta hutan, maka menjaga dan melestarikan agar hutan tidak rusak," ujar Kasmin yang juga keturunan Baduy dan kini anggota DPRD Provinsi Banten.
Kepala Desa Kanekes yang juga tokoh adat Baduy Daenah mengatakan bahwa pihaknya tetap sangat konsisten menjaga gunung-gunung dan hutan yang ada di Provinsi Banten agar tetap terpelihara kelestarianya.
Pelestarian hutan dan gunung, kata dia, untuk menghindari dari segala bencana alam seperti banjir, longsor, dan pemanasan global.
"Kami terus mengawasi hutan dan lahan agar tidak terjadi penebangan liar yang dilakukan masyarakat luar kawasan Baduy," katanya.
(U.KR-MSR/
Masyarakat Baduy Konsisten Lestarikan Hutan
Minggu, 11 November 2012 6:16 WIB
Masyarakat Baduy tidak boleh melakukan penebangan pohon maupun perusakan hutan sebab kalau hutan itu rusak tentu akan menimbulkan malapetaka bagi manusia dan ekosistem lainnya.