Pontianak (ANTARA) - Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat, M Zeet Hamdy Assovie mengingatkan ancaman konflik lahan menyangkut permasalahan batas daerah yang tidak tuntas.
"Batas daerah merupakan isu yang sangat sensitif. Karena kalau tidak diselesaikan dengan baik, dapat menimbulkan kebingungan, ketegangan dan berujung pada konflik," kata M Zeet saat rapat koordinasi dan pemutakhiran data batas daerah di Pontianak, Selasa.
Menurut dia, Kalbar harus belajar dari daerah lain seperti konflik yang terjadi di Lampung.
Ia menambahkan, dalam penyelesaian tapal batas, semua pihak harus mengedepankan aturan secara mufakat.
Kepala Biro Pemerintahan Setda Kalbar, Junaidi mengatakan, Pemprov Kalbar akan menggandeng pemerintah kabupaten dan kota dalam penyelesaian batas daerah.
"Akan dilakukan inventarisasi terhadap segmen-segmen batas daerah yang belum 'clear'," kata Junaidi.
Ia mengakui, untuk saat ini, mungkin potensi konflik masih rendah. Ia mencontohkan, ada penduduk Sintang yang menanam di Ketapang.
"Mereka tinggal di daerah perbatasan," ujar dia. Namun, lanjut dia, semakin lama, akan berkembang menjadi sebuah komunitas penduduk.
(T011)