Pontianak (Antara Kalbar) - Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi, Johan Budi Sapto Prabowo jadi pusat perhatian saat pertemuan Bakohumas Regional Indonesia Timur yang berlangsung di Pontianak, Selasa.
Mantan wartawan di Tempo ini menjadi sasaran ratusan staf maupun pimpinan kehumasan yang mengikuti acara tersebut untuk diajak foto bersama.
Johan Budi tidak menampik kalau salah satunya karena ia yang paling kerap muncul di KPK. Menurut dia, Humas KPK pada tahun 2013 mempunyai kewajiban untuk menyampaikan perkembangan penanganan kasus setiap hari.
"Pencitraan pemberantasan korupsi, perlu dilakukan agar semua orang peduli," kata dia menegaskan.
Ia melanjutkan, jadi ketika orang mau tidur, bangun tidur, maupun aktivitas lain, akan mendapat informasi adanya orang yang ditangkap gara-gara korupsi.
"Sehingga orang akan menyadari bahwa kasus korupsi di Indonesia sudah luar biasa," ujar dia.
Tujuan akhirnya, kata Johan Budi, tentu untuk semakin mendapat dukungan dari masyarakat kepada KPK dalam penanganan korupsi.
Selain itu, mengubah pola pikir masyarakat tentang tindakan korupsi. Ia mengakui, butuh waktu lama untuk mengubah pola pikir tersebut.
Johan Budi mencontohkan Hong Kong yang dikenal sebagai negara paling korup pada tahun 1974. "Sekarang, Hong Kong jadi negara nomor tiga terbersih di dunia. Artinya, butuh 35 tahun untuk mengubah Hong Kong menjadi seperti saat ini," kata Johan Budi yang mengangkat tema tentang peran humas dalam sosialisasi pencegahan tindak pidana korupsi.
Ia sendiri menyadari kalau tidak memenuhi kriteria awal untuk menjadi seorang humas seperti yang disyaratkan Prita Kemal Gani, dari London School of Public Relations Jakarta.
"Saya jurusan teknik, yang harus dihadapkan dengan pasal dan hukum-hukum. Yang saya tahu, hanya hukum tentang mekanika, `Boyle`," kata dia.
Namun, kepercayaan dari komisioner membuat Johan Budi tetap bertahan menjadi juru bicara KPK hingga kini.
T011/
Sosok - Johan Budi dan Pencitraan Korupsi
Selasa, 2 April 2013 17:12 WIB