Jakarta (Antara Kalbar) - Para pengusaha China kini banyak yang ingin menanamkan modalnya di industri manufaktur Indonesia, salah satunya pada sektor tekstil, kata Duta Besar Indonesia untuk China Imron Cotan.
"Banyak perusahaan China yang ingin relokasi dan mengembangkan investasinya di Indonesia seperti di sektor tekstil, karena potensi di Indonesia dan kawasan," kata Dubes Imron pada pemaparan perkembangan dan pertumbuhan China di Jakarta, Senin.
Sebelumnya, investor China banyak berinvestasi di sektor pertambangan. Sebagai gambaran, menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada kurun 2007-2012, sektor pertambangan mencatat realisasi investasi 153,99 juta dollar AS dan menjadi yang terbesar dari China.
Selain pertambangan, sektor lainnya yang pada tahun-tahun sebelumnya banyak dibidik investor China adalah sektor makanan dan minuman, logam dasar, barang logam, mesin, dan elektronik.
Pengalihan ke industri manufaktur dengan salah satunya di sektor tekstil, kata Imron, karena di China pelaku industri tekstil mendapat tantangan yang hebat mengenai harga produk kompetitif dan biaya produksi.
Pengusaha China, kata Imron, melihat upah buruh di Indonesia dan kawasan, lebih kompetitif dibanding di China dan itu menjadi salah satu potensi investasi.
Selain itu, potensi pasar yang besar di Indonesia dan kawasan dengan total pangsa 600 juta jiwa menjadi salah satu daya tarik lain.
"Indonesia punya kelas menengah yang mecapai 100 juta jiwa dan total pasarnya 250 juta jiwa," kata dia.
Imron mengatakan dirinya sudah berkonsultasi dengan pengusaha-pengusaha China yang tertarik investasi di sektor tekstil. Namun, tahap kemajuan pembicaraan itu baru mencapai lokasi pendirian pabrik yang masih dipusatkan di Bandung, Jawa Barat.
"Kita masih arahkan ke Bandung untuk tekstil ini," katanya, seraya masih enggan meyebutkan nama beberapa investor yang sudah berinisiatif menjalin kerja sama.
"Terdapat perusahaan China yang ingin menanamkan investasinya ke Indonesia, ada yang sudah menawarkan nilai investasi 150 juta dollar AS," ucapnya menambahkan.
Selain sektor manufaktur, lanjut Imron, pengusaha China juga banyak yang mengincar investasi di sektor pertanian dan peternakan.
Dubes China untuk Indonesia Liu Jiancha mengatakan sektor manufaktur, khususnya di tekstil akan menjadi sasaran investor China ke Indonesia dalam dua hingga lima tahun kedepan.
Namun, dia juga menegaskan komitmen perusahaan China yang ingin berinvestasi di sektor infrastruktur, melihat pelajaran dari pertumbuhan ekonomi China hingga menjadi negara kedua kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
"China dan Indonesia melihat potensi bersama-sama. Kami ingin terus selaras dan mengkaji setiap potensi kerja sama," ujarnya.
Nilai investasi China ke Indonesia melonjak pada 2012 dengan total 141 juta dolar AS dari sekitar 128 juta dolar AS pada 2011. Saat ini, realisasi investasi China ke Indonesia pada triwulan I 2013 tercatat sebesar 60,2 juta dolar AS dengan 99 proyek.