Jakarta (Antara Kalbar) - Sebanyak 40 pengiat Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) dari seluruh Indonesia bersolidaritas dalam aksi tujuh tahun tragedi semburan lumpur lapindo.
"Aksi kita lakukan langsung di Porong Sidoarjo Jawa Timur bertepatan dengan Hari Anti Tambang," kata Koordinator Jatam Andrie S Wijaya dalam keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Rabu.
Aksi Hari Anti Tambang 2013 khusus dipusatkan di Porong Sidoarjo bertepatan dengan tujuh tahun tragedi lumpur lapindo.
Menurut Andrie, aksi tersebut sebagai bentuk dukungan kepada masyarakat yang menjadi korban lumpur Lapindo.
Jatam mendapatkan 11.000 izin usaha pertambangan yang konsesi memenuhi seluruh ruang hidup dari Aceh hingga Papua. Belum termasuk konsesi tambang minyak dan gas, konsesi panas bumi, perkebunan sawit dan industri lainnya.
Selama sepuluh tahun terakhir, Indonesia mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan. Industri pertambangan mendominasi dan hadir disetiap sudut daerah yang ditandai membengkaknya jumlah izin pertambangan.
Sebagai akibat langsung dari eksploitasi berlebihan tersebut selain menyebabkan kerusakan lingkungan, juga memicu konflik secara meluas dimana operasi tambang masuk.
Keselamatan, ruang hidup rakyat dan kelangsungan fungsi ekologis alam berada pada titik terendah dan dalam ancaman serius.
Jatam juga menyerukan bersamaan dengan Hari Anti Tambang sebagai momentum menguatkan solidaritas dan veto rakyat atas keselamatan ruang hidup kini dan masa depan.
Hak veto rakyat tersebut untuk membatalkan, menolak dan menyetop seluruh izin pertambangan yang secara nyata mengancam keselamatan.
Hari Anti Tambang Diperingati di Lokasi Lumpur Lapindo Sidoarjo
Rabu, 29 Mei 2013 14:54 WIB