Lebak (Antara Kalbar) - Sekretaris Asosiasi Kabupaten Tertinggal (Askati) Robet Chandra mengatakan pemerintah komitmen membangun daerah perbatasan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
"Kita memiliki 27 kabupaten tertinggal yang berbatasan dengan Malaysia, Papua Nugini dan Timor-Timur," katanya di Rangkasbitung, Sabtu.
Menurut dia, selama ini 27 kabupaten yang berbatasan dengan negara lain masuk kategori tertinggal.
Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (KPDT) menargetkan daerah-daerah perbatasan itu mampu memenuhi pembangunan dasar.
Pembangunan tersebut antara lain infrastruktur, pendidikan, cakupan air bersih, dan kesehatan.
Selain itu juga ada penempatan pos-pos perbatasan, seperti TNI AD, AL dan AU.
Selama ini, ujar dia, daerah berbatasan masih terisolasi dan harus bisa ditembus.
Pemerintah melalui KPDT memprioritaskan pembangunan di wilayah perbatasan.
Sebab pembangunan tersebut jangan sampai penduduk melakukan kegiatan ekonomi ke negara tetangga.
Karena itu, pembangunan dasar diprioritaskan di perbatasan untuk mengejar ketertinggalannya menjadi daerah yang lebih maju.
"Kami optimistis daerah-daerah perbatasan dengan negara lain bisa dientaskan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan," katanya.
Ia menyebutkan, pemerintah tahun 2013 mengalokasikan dana untuk kabupaten tertinggal sebesar Rp80 miliar.
Alokasi dana tersebut terjadi kenaikan dibandingkan tahun 2012 sebesar Rp40 miliar.
Namun, pihaknya juga terus meminta pemerintah agar meningkatkan dana untuk kabupaten tertinggal.
Pemerintah juga menargetkan pada 2014 akan mengentaskan sebanyak 53 dari 183 daerah tertinggal.
Saat ini, jumlah penduduk miskin di daerah tertinggal mencapai 18 persen.
"Saya yakin jika daerah tertinggal dibangun dipastikan bisa mengurangi penduduk miskin," katanya.
Asosiasi Kabupaten Tertinggal: Daerah Perbatasan Komitmen Dibangun
Sabtu, 15 Juni 2013 21:15 WIB