"Untuk itu, dunia akademik harus bersiap dalam menyiapkan sumber daya manusia guna menghadapi kondisi tersebut," kata Jamaliah saat Edukasi Publik Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN di Rektorat Untan, Pontianak, Rabu.
Ia melanjutkan, MEA membuka peluang bagi bangsa Indonesia meski diiringi tantangan yang semakin berat.
"Peluang dan akses pasar, akan menjadi lebih besar," kata dia.
Selain itu, akan mendorong pelaku usaha dan pemerintah untuk lebih efisien serta mempunyai daya saing lebih tinggi.
Kemudian, peluang tenaga kerja yang semakin terbuka serta meningkatkan daya saing ASEAN di tingkat perdagangan global.
"Tapi ada juga risikonya. Indonesia bukan tidak mungkin akan dibanjiri oleh tenaga kerja asing baik dari kawasan maupun luar kawasan ASEAN," katanya mengingatkan.
Ia sepakat, seluruh komponen bangsa harus optimistis dalam menghadapi MEA. Di Fakultas Ekonomi Untan misalnya, telah mempunyai kelas internasional.
"Kami juga mengirim mahasiswa mengikuti pertukaran keluar negeri, dan ternyata mereka mampu bersaing. Artinya, secara kualitas, kemampuan mahasiswa Untan tidak kalah dengan yang lain," kata Jamaliah.
Namun sayangnya pemahaman tentang MEA di kalangan mahasiswa terbilang paling rendah sehingga perlu disosialisasikan secara terus menerus.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalbar Robertus Isdius mengatakan, sosialisasi dilakukan secara terus menerus ke semua kalangan di Kalbar. "Kalau hari ini kalangan mahasiswa dan akademisi, besok pengusaha, pemerintahan dan masyarakat umum," kata Robertus Isdius.
Kegiatan sosialisasi itu sendiri didukung langsung dari Kementerian Perdagangan RI.
***2***
T011
T011