Bupati Bengkayang Desak Pemodal PETI Ditahan
Senin, 6 Oktober 2014 5:26 WIB
Bengkayang (Antara Kalbar) - Bupati Bengkayang Suryadman Gidot meminta pihak berwenang untuk menangkap pemilik modal yang menggerakan penambangan emas tanpa izin (PETI) di Goa Boma, atau daerah lainnya di wilayah itu.
"Saya lebih setuju, cari para bos dompeng atau PETI itu dan ditahan," kata Bupati Suryadman Gidot.
Ia menilai tragedi PETI di Goa Boma merupakan teguran langsung dari Tuhan Yang Maha Esa serta azab bagi pelaku perusak alam.
"Ini teguran langsung kepada mereka. Mereka telah merusak alam dan bisa menjadi penyebab kematian dan kemiskinan warga lainnya," kata Bupati.
PETI, kata dia, telah menjadi perhatian pemerintah. Bekerja sama dengan sejumlah intansi, pemerintah kabupaten telah mengingatkan warga untuk berhenti dan beralih ke pekerjaan lain yang dianggap tiga ilegal.
"Mereka kita ingatkan tidak mau. Mungkin dengan kejadian seperti ini, mereka yang masih bekerja di PETI bisa berhenti," ujar Bupati.
Lebih jauh, Bupati menilai PETI di Monterado dan lokasi lainnya telah menggurita. Banyak pihak yang bermain mulai dari oknum aparatur pemerintah sampai pengusaha.
"Kalau sudah menggurita sangat sulit untuk dihentikan. Mungkin kejadian dengan meninggalnya 18 orang ini bisa menghentikan aktivitas PETI di sana," ucap Gidot.
Sebanyak 18 orang tewas di PETI yang berlokasi di daerah perbatasan Kabupaten Bengkayang-Kota Singkawang, Kalbar, Sabtu (4/10), sekitar pukul 11.00 WIB.
Berdasarkan data dari kepolisian, seluruh pekerja yang tertimbun tersebut tewas di tempat dan kemudian langsung dievakuasi yang berakhir sekitar pukul 18. 45 WIB.
Para perkerja yang ditewas itu adalah Ayub (Lk) warga Sekadau, Okta, Ono, Riski, Pepen, kesemuanya laki-laki dan tercatat sebagai warga Kecamatan Sadaniang (Toho) Kabupaten Pontianak. Pekerja asal Goa Boma, Ipeng (Lk), Rio (Lk), Mak inah (Pr), Muri (Pr), Utuk (Lk), Azis (Lk), Joni (Lk), Agus (Lk), Anak joni (Lk), Imus (Lk), Long li (Lk). Dedeng (Lk) sebagai warga Darit dan Markus (Lk) warga Capkala.
Sejak hari pertama kejadian, pihak kepolisian baik dari Bengkayang dan Singkawang dan dibantu dari pihak lainnya telah turun dan mengamankan lokasi.
"Kepolisian telah ada di lokasi dan melakukan evakuasi hingga hari ini (Minggu)," kata Kapolres Bengkayang, AKBP Vendra melalui Kasat Reskrim Bengkayang, AKP. Dwi Harjana.
Harjana mengatakan, posisi kejadian berada antara batas Bengkayang-Singkawang. Karenanya polisi Bengkayang dan Singkawang bahu membahu bekerja.
"Dimana posisi pastinya, tentunya kita kita selidiki dan sesuaikan dengan peta pemerintah," kata Harjana.
Kapolres Singkawang, AKBP A. Widihandoko, menegaskan, pada saat evakuasi dilakukan, semua pekerja yang tertimbun dalam kondisi tidak bernyawa lagi.
"Para korban yang berasal dari Goa Boma mayoritas bekerja sebagai pendulang di lokasi sekitar dompeng, sedangkan yang berasal di luar Goa Boma merupakan karyawan/pekerja PETI," terang Widihandoko.
****