Jakarta (Antara Kalbar) - Pengamat kesehatan Muliaman Mansyur menyarankan individu agar memperbanyak gerakan menghentak dalam melawan gravitasi bumi untuk mempermudah penyerapan kalsium secara optimal dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.
"Gerakan menghentak-hentak adalah salah satu cara agar penyerapan kalsium dari nutrisi yang dikonsumsi menjadi optimal," kata Muliaman, Head of Medical & Sales Fonterra Brands Indonesia di Jakarta, Minggu.
Dia mencontohkan beberapa gerakan itu adalah berlari, berjalan, lompat tali (skipping) atau aktivitas lainnya terkait dengan menghentak.
Pada intinya, kata pria yang akrab disapa Mul, setiap individu harus banyak melakukan gerakan agar nutrisi di dalam tubuh dapat diolah dengan baik. Salah satu alasannya, gerakan tubuh akan memicu metabolisme lebih baik. Artinya, dengan banyak bergerak maka zat gizi makanan dan minuman yang dikonsumsi akan diserap tubuh dengan baik.
Berbeda halnya apabila seseorang mengonsumsi nutrisi yang kaya gizi tetapi kurang gerak. "Kalsium tidak akan diserap dengan baik apabila tidak ada aktivitas bergerak," kata dia.
Kalsium merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk mempertahankan tulang dan gigi dalam kondisi terbaiknya. Lebih dari itu, kalsium akan mencegah tulang keropos (osteoporosis). Akan tetapi dikatakannya, kalsium merupakan salah satu zat yang sukar diserap oleh tubuh terlebih jika kurang bergerak.
Menurut Mul, kalsium akan banyak dibuang oleh tubuh jika kurang gerak atau sekedar lewat di dalam tubuh tanpa banyak diserap.
Dia juga menyarankan agar individu memanfaatkan terpaan sinar matahari sekitar pukul 7-10 pagi agar proses penyerapan kalsium berlangsung secara lebih baik lagi. Terpaan sinar matahari pagi akan membuat proses kimia alami tubuh dalam menyerap kalsium kian optimal. "Akan lebih baik jika ada sinar matahari," kata dia.
Banyak nutrisi yang mengandung kalsium baik berupa makanan dan minuman seperti sayuran berdaun hijau, wijen, buah tin kering, almond, jeruk dan tahu. Sementara itu, susu sapi merupakan salah satu nutrisi yang memiliki kandungan kalsium tinggi. Untuk itu, Mul menyarankan agar individu memperbanyak konsumsi susu.
Di Indonesia sendiri, konsumsi susu terbilang cukup rendah. Rata-rata masyarakat mengonsumsi 11 liter susu per kapitanya atau lebih rendah dari konsumsi masyarakat Singapura dengan 51 liter per kapita.
(A061/R. Chaidir)