Sekadau ( Antara Kalbar ) - Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sekadau, sejak tahun 2007 hingga 2015, sudah ada 43 kasus HIV/AIDS yang diketahui di daerah tersebut.
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) menjangkiti 22 orang. Sedangkan 21 orang lainnya dinyatakan menderita HIV positif. Namun semua penderita AIDS sudah meninggal dunia.
"Kasus HIV/AIDS merebak seperti fenomena gunung es. Ini data yang dapat kami temui di lapangan, mungkin masih banyak kasus di luar sana yang tidak kita ketahui. Karena cukup sulit untuk mendeteksi penyakit HIV/AIDS ini, tidak ada gejala-gejala khusus untuk penyakit ini, jadi sulit dianalisa secara kasat mata," ungkap Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK), Dinas Kesehatan Kabupaten Sekadau, Slamet.
Pengidap AIDS yang meninggal pada tahun 2007 sebanyak tiga orang, sedangkan 2008 dan 2009 masing-masing 2 orang, 2010 dan 2011 masing-masing 3 orang, 2012 dan 2013 masing-masing 2 orang, tiga orang pada 2014 dan hingga bulan April 2015 sudah 2 orang sudah meninggal.
"Orang yang sudah terkena AIDS kecil kemungkinan sembuh. Sementara, penderita HIV positif harus rutin mengkonsumsi obat untuk menekan perkembangan kuman. Jika tidak, maka berisiko terkena AIDS. Masa inkubasi sejak pertama kali terjangkit virus HIV hingga menjadi AIDS antara 5-10 tahun," katanya.
Dia menambahkan, penyakit HIV/AIDS menyebar melalui kontak langsung. Virusnya menjangkit lewat darah dan sperma atau cairan vagina. HIV/AIDS menjangkit lewat penggunaan jarum suntik secara bergiliran, hubungan seksual, maupun transfusi darah.
Namun, penyakit ini tidak dapat menjangkit lewat kontak luar misalnya bersalaman atau mandi bersama. Makanya penderita HIV/AIDS tidak perlu dijauhi atau dikucilkan. Karena penyakit ini tidak mudah menjangkit.
"Minimnya kasus HIV/AIDS yang terdeteksi tak lepas dari kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini. Apalagi, HIV/AIDS tak memiliki ciri khusus seperti penyakit lain, sehingga sulit bagi masyarakat awam untuk mengetahui orang yang terjangkit virus ini. Saran kami sebaiknya periksa diri ke klinik VCT (Voluntary Counseling Test) untuk mengetahui secara pasti apakah terjangkit HIV/AIDS atau tidak," kata Slamet.
Dia menjelaskan lebih lanjut, sayangnya, di RSUD Sekadau belum ada fasilitas klinik VCT. Dari 21 orang penderita HIV positif yang masih hidup sampai sekarang, dan mereka pun melakukan pemeriksaan di daerah luar seperti Sintang, Sanggau ataupun Pontianak.
"Di tempat kita belum ada, ini juga menjadi kesulitan kami membina orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Namun demikian, ada beberapa ciri umum ODHA yang bisa dikenali seperti penurunan berat badan drastis dan diare yang berkepanjangan. Untuk meminimalisir risiko, sebaiknya jauhi seks bebas dan narkoba, apalagi yang menggunakan jarum suntik," katanya. (Gansi/N005)