Kuching (Antara Kalbar) - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching (Serawak) menyelenggarakan peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW yang diselenggarakan di Shelter KJRI Kuching yang beralamat di No. 345. Taman Fortune, Jalan Stampin Timur, Kuching, Sarawak.
Acara tersebut dihadiri sekitar 80 orang masyarakat Muslim Indonesia dari berbagai lapisan yang terdiri dari masyarakat ekspatriat, tokoh-tokoh agama, Tenaga Kerja Indonesia di Kuching dan sekitarnya.
Peringatan Maulid Nabi Saw dimulai dengan melakukan Shalat Dzuhur berjamaah, pembacaan ayat suci Alquran hingga puncaknya siraman rohani disampaikan Ustadz Tamri Bin Arin seorang pendakwah dari Hikmah yang didatangkan dari Jakarta.
Masyarakat begitu antusias dan khidmat mendengarkan ceramah yang memaparkan sejarah nabi Muhammad dalam konteks pengaplikasiannya dalam kehidupan masa kini.
"Acara Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, menjadi ajang silahturahmi bagi warga Indonesia yang berada di Malaysia, kegiatan itu dilaksanakan tanggal 16 Januari lalu," kata Konsulat Jenderal RI Kuching, Janhar Gultom.
Menurut dia, penting sekali kegiatan kegiatan keagamaan seperti ini sebagai media untuk mempererat tali silaturahmi di antara masyarakat Indonesia. Selain itu juga disampaikan bahwa masyarakat Indonesia dan organisasi-organisasi kemasyarakatannya diharapkan dapat menjadi perpanjangan tangan serta mata dan telinga pemerintah Indonesia dalam hal ini KJRI Kuching dalam tugasnya untuk memberikan perlindungan kepada WNI yang berada di Sarawak.
Disampaikan Janhar bahwa KJRI banyak sekali mengalami kendala didalam memberikan perlindungan hukum bagi WNI yang berada di Malaysia. kebanyakan dari WNI bekerja di perusahaan tanpa mengantongi izin itu yang menjadi kendala, meskipun demikian KJRI yang ada di Kuching tetap berusaha keras mendata WNI yang ada di Serawak.
Nuraini TKW asal Banyumas yang berada di Rumah penampungan di Kuching mengakui jika kegiatan Maulid Nabi SAW yang diperingati bersama Staf KJRI menjadi obat rindu karena bisa bertemu dengan sesama orang Indonesia.
"Kami bersama-sama memasak makanan khas Indonesia, seperti rending, ketupat dan masakan lainnya. Serasa di Tanah Air," kata Nuraini.
Dia mengakui jika sudah lama bekerja di Malaysia, ketika terjaring Razia oleh Imigrasi Malaysia dirinya beruntung bisa diserahkan langsung kepada KJRI, sekarang tinggal menunggu pulang ke tanah air.
(Humas KJRI/Windu/N005)