Pontianak (Antara Kalbar) - Ketua Satkorlak Kabupaten Sambas, Uray Santosa menyatakan, sejak Minggu pagi (7/2) transportasi menggunakan kendaraan roda empat menuju DesaTemajuk, Kecamatan Paloh, yang lokasinya berbatasan dengan Malaysia terputus, karena jembatan Sungai Bayuan hanyut akibat banjir.
"Jembatan Sungai Bayuan hanyut akibat terbawa arus yang cukup deras di Sungai Bayuan karena sejak Jumat sore (5/2) hingga Senin (8/2) daerah tersebut diguyur hujan cukup lebat," kata Uray Santosa saat dihubungi di Sambas, Rabu.
Dampak dari hanyutnya jembatan Sungai Bayuan tersebut, maka transportasi dari Kecamatan Paloh menuju Desa Temajuk menjadi putus, karena kendaraan roda empat tidak bisa lagi menggunakan jembatan yang hanyut tersebut.
"Sementara untuk kendaraan roda dua untuk melewati Sungai Bayuan tersebut harus dipikul oleh tenaga manusia secara beramai-ramai," ujarnya.
Santosa menambahkan, dampak dari putusnya transportasi menuju Desa Temajuk yang berbatasan dengan Teluk Melano, Sarawak, Malaysia itu. Membuat stok pangan atau berbagai kebutuhan pokok di Desa Temajuk menjadi menipis.
"Hingga kini jembatan tersebut masih belum bisa diperbaiki, karena sungai masih dalam keadaan banjir," katanya.
Desa Temajuk, Kecamatan Paloh, Kabupaten Sambas, yang posisinya berada di ekor "Pulau Borneo" tersebut dihuni sekitar 500 kepala keluarga. Jarak antara kota Kecamatan Paloh dengan Desa Temajok sekitar 47 kilometer, 27 kilometer diantaranga belum beraspal.
Data Satkorlak Kabupaten Sambas, hingga saat ini, sekitar lima kecamatan di Kabupaten Sambas, sejak Selasa malam (9/2) hingga Rabu terendam banjir dengan ketinggian bervariasi, bahkan sudah ada rumah penduduk yang ikut terendam .
"Banjir tahun ini, sepertinya lebih luas dari tahun sebelumnya, hingga saat ini saja sudah lima kecamatan yang terendam banjir akibat tingginya curah hujan dan terjadi terus menerus," kata Santosa.
Lima kecamatan yang mulai terendam banjir tersebut, yakni Subah, Sajingan, Sajad, Sebawi dan Kecamatan Teluk Keramat.
Hampir 70 persen Pasar Subah sudah terendam banjir, akibat tingginya curah hujan di sana. Malah ketinggian banjir sudah ada yang merendam rumah penduduk hingga setinggi atap rumah di Subah. Kemudian banjir juga merendam puluhan rumah penduduk di Kecamatan Sajad, katanya.