Pontianak (Antara Kalbar) - Kapolda Kalbar, Brigjen (Pol) Musyafak menyatakan, kinerja satuan tugas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) provinsi itu, perlu dilakukan evaluasi dalam mencegah dan penanganan Karhutla.
"Perlunya kinerja Satgas Karhutla dievaluasi karena ketua satgasnya di Kalbar dipimpin oleh wakil gubernur Kalbar, sementara di daerah lainnya di pimpin oleh setingkat Pangdam, dan wakil ketuanya oleh Kapolda setempat," kata Musyafak dalam sambutannya saat memimpin Rakor Terpadu Lintas Sektoral Penanggulangan Karhutla di Kalbar, Senin.
Sehingga di Kalbar, tidak terkoordinasi dengan baik, meskipun kinerjanya sudah cukup baik dalam melakukan pencegahan dan pemadaman kalau terjadi Karhutla.
Dia juga menyayangkan, untuk laporan, seperti titik api ke pemerintah pusat sangat kecil, padahal fakta di lapangan cukup besar atau banyak, sehingga kinerja Satgas Karhutla perlu dilakukan evaluasi.
Data BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Kalbar, mencatat sejak Januari hingga Agustus 2016, sebanyak 122 titik api yang terpantau melalui satelit NOAA di kabupaten/kota Kalbar.
Kalau dibanding tahun lalu, pada periode yang sama, secara umum titik api yang terpantau di Kalbar mengalami penurunan, yakni sebanyak 122 titik api di tahun 2016, sementara periode yang sama tahun 2015 terpantau sebanyak 644 titik, kata Sekretaris Manggala Agni Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar, Sahat Irawan Malik.
Sementara itu, Gubernur Kalbar, Cornelis mendesak agar semua pihak harus serius dalam menangani kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalbar.
"Kebakaran lahan sudah sering terjadi dan menjadi permasalahan besar dan masih dianggap enteng, sehingga semua pihak harus serius dalam menanganinya," katanya.
Menurut dia, masalah karhutla sebenarnya sederhana kalau mau serius dalam menanganinya, dan sebaiknya masyarakat di sekitar hutan diberdayakan, dalam melakukan pencegahan dan pemadaman kebakaran.
"Saya minta pihak perkebunan kelapa sawit agar membuat embung air, sehingga bisa digunakan kalau terjadi kebakaran, baik di areal mereka maupun di sekitarnya," ujar Cornelis pula.
Menurut dia, jangka pendek memang saat ini fokus pada pemadaman api, dan untuk jangka panjang semua pihak perkebunan agar menyiapkan embung dan infrastruktur pendukung lainnya, seperti alat pemadam kebakaran dan sumber daya manusianya dalam memadamkan kebakaran.
(U.A057/Y008)