Jakarta (Antara Kalbar) - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur bertekad memperbaiki pelayanan publik, termasuk bagaimana membuat aparatur sipil negara menjadi lebih profesional dan berintegritas.
"Sebelum dilantik, presiden menyampaikan agar saya fokus soal ini," kata menteri saat memberi kuliah umum di hadapan sekitar 3.000 mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) di Jakarta, Sabtu.
Pelayanan publik tersebut terkait bagaimana masyarakat dipermudah dalam pengurusan izin di berbagai bidang, termasuk pelayanan administrasi di kelurahan, pelayanan di rumah sakit, serta di lembaga pendidikan.
Sekarang ini, lanjut dia, merupakan era masyarakat ekonomi ASEAN yang penuh persaingan, karena itu aparatur sipil negara yang dibutuhkan adalah yang profesional dan inovatif, yang mampu membuat institusi pemerintahan lebih maju dan pelayanan publik meningkat.
"Selain itu ASN yang dibutuhkan adalah yang bersih dan berintegritas. Kalau mau kaya jangan jadi PNS karena di sini bukan tempatnya. Kalau mau kaya jadilah pedagang," kata pengganti Yuddy Chrisnandi ini.
Perbaikan pelayanan publik, ujar dia, juga terkait erat dengan implementasi sistem teknologi informasi di institusi pemerintahan, karena di era modern ini segala hal harus menggunakan sistem elektronik, termasuk segala pelayanan publik.
"Saya ditugaskan bagaimana IT bisa diterapkan dalam pelayanan publik. IT tidak bisa terelakkan. Karena itu menjadi pegawai negeri haruslah melek IT. Generasi muda harus menguasai IT," katanya.
Asman menambahkan, pihaknya akan juga berupaya menggelorakan semangat "hospitality" atau keramah-tamahan dalam pelayanan publik agar pelayanan oleh pegawai negeri tidak kalah dengan pegawai swasta.
Asman berharap, dalam beberapa tahun ke depan ASN lebih profesional dan tidak ada lagi yang malas dalam melayani masyarakat.
Sementara itu, terkait integritas ASN, Rektor Uhamka Prof Dr Suyatno mengatakan, integritas merupakan hasil dari proses pendidikan yang diperoleh seseorang sejak dini.
"Kondisi ASN yang masih memprihatinkan sekarang ini disebabkan awalnya oleh pendidikan moral yang kurang. Agama yang diajarkan lebih pada ritualnya. Karena itu kami ingin pendidikan juga menyentuh substansi hidup," katanya.
(D009/T. Susilo)