Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya diminta untuk memaksimalkan potensi madu mangrove yang ada guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan menjadi salah satu produk unggulan lokal kabupaten itu.
"Sejauh ini, potensi Madu mangrove di wilayah pesisir Kabupaten Kubu Raya sangat tinggi, jika dikelola maksimal akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada disekitar pesisir Kabupaten Kubu Raya," kata Kepala Desa Nipah Panjang, Kecamatan Batu Ampar, Kubu Raya, Mustapa Juding di Sungai Raya, Kamis.
Mustapa mengatakan, Kubu Raya memiliki hutan mangrove terbaik di dunia dan paling luas di Indonesia. Dengan potensi tersebut Kubu Raya memiliki potensi pemanfaatan mangrove yang sangat tinggi, salah satunya dengan budidaya lebah madu.
Dia mengatakan Hutan Mangrove khususnya di Nipah Panjang, Kecamatan Batu Ampar serta beberapa wilayah pesisir lain di Kabupaten Kubu Raya, banyak terdapat madu mangrove dimana jika bisa dimaksimalkan oleh warga setempat bisa menjadi satu lahan pekerjaan.
Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Mustapa Juding bersama masyarakat Nipah Panjang, untuk memaksimalkan pengelolaan dan penggalian potensi secara bersama-sama, Mustapa Juding bersama dengan Sampan Kalimantan barat membentuk Kelompok tani khusus di kawasan hutan mangrove yang ada di Desa Nipah panjang.
Dikatakan Mustafa Juding, saat ini baru ada satu kelompok yang sudah memproduksi madu mangrove dibawah binaan Desa Nipah panjang dengan bekerjasama LSM Sampan Kalimantan barat.
"Kami membentuk kelompok pengembangan madu mangrove di mana di dalam kelompok itu anggotanya adalah warga setempat,dengan tujuan agar ke depan masyarakat dapat mengelola madu ini sebagai salah satu kekayaan alam yang berada di wilayahnya. Jika tergarap maksimal madu mangrove hasilnya tidak main-main, dimana dalam satu kali panen, bisa menghasilkan 1 sampai 2 ton madu," katanya.
Mustapa menuturkan, Madu Mangrove Nipah Panjang saat ini sudah memasuki pasar lokal maupun nasional. Penjualan madu mangrove sudah merambah hingga Jakarta, Jambi dan beberapa wilayah di Kalimantan.
Mustapa mengatakan, dengan melakukan kegiatan budidaya madu mangrove tersebut sekaligus juga memberi penyadaran masyarakat dalam penyelamatan hutan mangrove.
Dari sisi lainnya lanjut Mustafa apabila masyarakat menyelamatkan hutan mangrove maka akan mendapat nilai positif, salah satunya meningkatkan nilai ekonomi warga setempat.
"Jika masyarakat membaca peluang, sebenarnya madu mangrove memiliki potensi ekonomi," katanya.
Apabila pengembangan madu berhasil dilakukan, tentu akan mengubah paradigma masyarakat yang dulunya masih melakukan penebangan mangrove justru akan menjaga ekosistem tersebut.
"Karena jika mangrove ditebang maka akan merusak dan mengurangi madu di wilayah hutan mangrove," kata Mustafa.
(U.KR-RDO/N005)