Jakarta (Antara Kalbar) - Produsen jam asal Swiss, Swatch, melebarkan
sayap dengan ikut terjun dalam teknologi baterai yang ditujukan untuk
kendaraan listrik.
Swatch memiliki 51 persen saham di Belenos
Clean Power, sebuah perusahaan yang didedikasikan untuk energi bersih
dan fokus pada pembuatan teknologi baterai baru.
Menurut laporan
TwentyTwoTen, baterai yang dihasilkan perusahaan itu berasal dari
senyawa yang dipatenkan untuk mengembangkan sel baterai.
Senyawa tersebut menggunakan vanadium ketimbang bahan baku langka, sehingga baterai lebih murah untuk diproduksi secara massal.
CEO Swatch Group AG Nick Hayeck mengatakan bahwa skandal dieselgate Volkswagen memicu mereka untuk terjun ke industri ini.
"Saya
tidak senang dengan apa yang terjadi dengan VW, namun pengisian daya,
menarik bagi kami saat diesel tak lagi menjadi energi alternatif.
Industri mobil membutuhkan mobilititas elektronik lebih banyak
dibandingkan sebelumnya," ujarnya.
Swatch akan memulai produksi
baterai berpaten tersebut di fasilitas produksi mereka pada 2019, namun
karena masih dalam tahap percobaan, produksi akan dibatasi 200 unit per
hari dengan berbagai ukuran.
Sepeda listrik, skuter dan drone akan menjadi target mereka sebelum menerapkannya pada mobil akhir tahun ini.
Swatch
berencana menjual baterai dengan nilai lebih dari 10 miliar dolar AS
hingga 2020. Nota kesepahaman antara Swatch dan Geely menunjukkan bahwa
pasar China akan digunakan menguji teknologi itu, demikian Car Advice.
Swatch Ikut Kembangkan Teknologi Kendaraan Listrik
Rabu, 4 Januari 2017 19:48 WIB