Rembang (Antara Kalbar) - Komisaris Utama PT Semen Indonesia Letjen TNI
Purnawirawan Sutiyoso yakin keberadaan pabrik Semen Indonesia di
Kabupaten Rembang akan menguasai pasar semen di wilayah Jawa Tengah.
"Keberadaan Semen Rembang akan menguasai Jateng, pasar Jateng. Di
Jateng bukan hanya kami (Semen Indonesia, red.) saja. Ada pabrik luar
negeri, ada juga swasta," katanya di Rembang, Jateng, Kamis.
Hal tersebut diungkapkannya usai peresmian Akademi Komunitas Semen
Indonesia (AKSI) Rembang dan Pidie Aceh sebagai lembaga pendidikan
tinggi vokasi yang didirikan oleh PT Semen Indonesia.
Bang
Yos, sapaan akrab purnawirawan jenderal berbintang tiga itu, memahami
akan adanya persaingan bisnis yang dirasakan oleh kompetitor di industri
persemenan dengan kehadiran Semen Rembang.
"Silakan
bersaing secara sehat. Jangan menjegal," tegas mantan Kepala Badan
Intelijen Negara (BIN) yang pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta
selama dua periode itu.
Ia mengakui kehadiran Semen Rembang
mendapatkan gangguan dari pihak yang tidak bertanggung jawab dengan
melakukan penolakan mengatasnamakan masyarakat yang tinggal di sekitar
pabrik.
Bang Yos yang terjun langsung ke lapangan melihat
penolakan memang ada. Namun, hanya sebagian kecil warga, sementara
mayoritas masyarakat menginginkan pabrik Semen Rembang segera
beroperasi.
"Kenyataannya, hanya sedikit warga yang menolak.
Ini (Semen Indonesia, red.) perusahaan negara, Badan Usaha Milik Negara
(BUMN), bukan perusahaan swasta atau asing," tegasnya.
Di
sisi lain, pabrik Semen Rembang menargetkan segera beroperasi dengan
mengambil bahan baku tidak dari Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih,
sembari menunggu hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
lanjutan.
"Ya, pabrik 'kan 'ngambil' bahan bakunya harus
dekat. Misalnya, 'ngambil' dari Tuban, kemudian gotong-gotong seperti
itu ke sini, 'kan enggak 'visibel' dalam perhitungan bisnis,"
pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Semen Indonesia
Rizkan Chandra mendukung pengkajian lanjutan, termasuk batasan
fisiografi Zona Kendeng, Randublatung, dan Rembang, serta menyarankan
menambah dua hingga tiga pakar geologi karts.
Namun,
diharapkan kajian lebih lanjut sebagaimana direkomendasikan KLHS itu
bisa dilakukan dalam waktu yang tidak terlalu lama agar Semen Indonesia
bisa segera produksi dan bermanfaat bagi rakyat.
Seiring
dengan itu, diakui Rizkan bahwa pabrik Semen Indonesia di Rembang tetap
dapat beroperasi dengan menggunakan bahan baku tersedia, sampai ada
keputusan tentang kegiatan penambangan.
Sutiyoso Yakin Semen Rembang Kuasai Pasar Jateng
Minggu, 7 Mei 2017 16:51 WIB