Bandarlampung (Antara Kalbar) - Mahasiswa Peminatan Epidemiologi Program
Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Umitra
Lampung Dimas Prayoga mengkaji tentang Faktor Risiko yang Berhubungan
Pneumonia pada Balita termasuk pengaruh pemberian ASI eksklusif pada
balita yang diteliti.
Menurut Dimas Prayoga, di
Bandarlampung, Jumat, penelitian itu bertujuan mengetahui faktor risiko
yang berhubungan dengan kejadian pneumonia pada balita di wilayah kerja
Puskesmas Rawat Inap Kemiling, Bandarlampung tahun 2017.
"Sampel kasus adalah balita yang terdiagnosa pneumonia oleh dokter atau
petugas paramedis berjumlah 65 balita, sedangkan kontrol adalah balita
yang tidak mengalami pneumonia sebanyak 65 balita," ujar mahasiswa
peminatan epidemiologi itu pula.
Epidemiologi merupakan
salah satu peminatan unggulan pada Program Studi Kesehatan Masyarakat.
Peminatan yang lain, Promosi Kesehatan (Promkes), Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3), Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK), dan
Kesehatan Reproduksi (Kespro). Dari masing-masing program tersebut
memiliki keunggulan dan kelebihan masing-masing sesuai dengan dunia
kerja yang dipilih.
Dimas menegaskan bahwa pneumonia
merupakan salah satu penyumbang terbesar penyebab kematian anak usia di
bawah lima tahun di negara berkembang.
Ia menjelaskan,
pneumonia atau dikenal juga dengan istilah paru-paru basah adalah
infeksi yang memicu inflamasi pada kantong-kantong udara pada salah satu
atau kedua paru-paru. Pada pengidap pneumonia, sekumpulan
kantong-kantong udara kecil di ujung saluran pernapasan dalam paru-paru
akan membengkak dan dipenuhi cairan.
Di Indonesia, pneumonia
pada balita masih menjadi masalah kesehatan dengan periode prevalensi
pneumonia pada balita sebesar 3,55 persen pada tahun 2015.
Provinsi Lampung pada tahun 2015 memiliki periode prevalensi pneumonia
pada balita di atas target nasional yaitu sebesar 3,88 persen.
Puskesmas Rawat Inap Kemiling, Bandarlampung diketahui memiliki
periode prevalensi tertinggi (8,45 persen) di Kota Bandarlampung.
Hasil kajian, kata Dinas, menunjukkan terdapat hubungan bermakna
antara pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif, pemberian vitamin A,
status gizi, dan keberadaan perokok dengan kejadian pneumonia pada
balita di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Kemiling.
Berdasarkan hasil kajian alumni SMA Negeri 3 Bandarlampung itu,
diketahui tidak ada hubungan status imunisasi dengan kejadian pneumonia
pada balita di wilayah kerja puskesmas tersebut.
"Sebaiknya
puskesmas membentuk posko informasi ASI eksklusif, melakukan kerja sama
dengan lintas sektoral terkait bulan pemberian vitamin A, melakukan
pelatihan penilaian status gizi secara antropometri kepada kader-kader
posyandu, dan membuka layanan konseling tentang merokok," ujar mantan
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Kesehatan STIKes Umitra dan aktivis PAMI
Lampung itu berkaitan tindaklanjut hasil kajiannya tersebut.
Pemberian Asi Eksklusif Berdampak Cegah Pneumonia Balita
Jumat, 1 September 2017 16:29 WIB