Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Barat, Heronimus Hero mengapresiasi "praktik baik" yang dilakukan Konsorsium Perempuan untuk Keberlanjutan Penghidupan Kalimantan Barat.
"Konsorsium Perempuan ini terjun langsung. Tentu mereka paham betul proses suka duka ikut terlibat dalam pembangunan pertanian," kata Heronimus saat membuka kegiatan peluncuran "Praktik Baik Perempuan dan Pertanian Berkelanjutan di Tingkat Provinsi kalbar, di Hotel Grand Mahkota Pontianak, Jumat.
Menurutnya apresiasi diberikan kepada Konsorsium Perempuan karena dianggap peduli padahal merupakan lembaga di luar pemerintah.
"Tentu dari pemerintah, kami berterima kasih, karena ada lembaga diluar pemerintah yang mau turun langsung dan melakukan praktik baik dan programnya bersinergi serta mendukung pertanian. Fokus ke perempuan dari program ini sangat tepat, karena perempuan memiliki karakter memlihara, sehingga jika mereka dioptimalkan tentu akan memberikan pengaruh besar bagi keberhasilan pertanian ke depannya," katanya.
Penanggung Jawab Program Konsorsium Perempuan, Laili Khairnur, menjelaskan setalah 1,5 tahun perjalanan dari program Inisiatif penguatan pengembangan ekonomi kelompok perempuan melalui pemberdayaan dan pertanian berkelanjutan, dia mengharapkan praktik baik yang telah dilakukan oleh Konsorsium Perempuan ini bisa dipraktikan di tempat lainnya.
"Tak hanya pemerintah kabupaten bahkan kelompok masyarakat bisa menerapkan hal yang sama," katanya.
Dari program ini memberikan dukungan kepada 500 anggota perempuan yang tergabung dalam 20 kelompok di 10 desa, yakni 6 desa di 4 kecamatan Kabupaten Kapuas Hulu dan 4 desa di 2 Kecamatan Kabupaten Sintang. Selain itu, masyarakat dan pemerintahan desa di 10 desa ini juga dilibatkan secara langsung dalam berbagai kegiatan program seperti penataan kawasan desa, inisiasi dan perluasan usaha kelembagaan ekonomi kelompok perempuan, percepatan pengembangan kelembagaan ekonomi desa baik koperasi maupun BUMDes serta perluasan praktek pertanian berkelanjutan ramah lingkungan.
"Di akhir program kami serahkan apa saja yang telah kami kerjakan kepada pemerintah kabupaten. Dan ini sudah dilakukan di Kapuas Hulu dan Sintang pada 28 Desember 2017 kemarin. Program yang kami lalukan ini mendapatkan tanggapan yang cukup baik karena program ini sinergis dengan apa yang telah diagendakan di RPJMD di dua pemerintah kabupaten yaitu Sintang dan Kapuas Hulu," ungkap Laili.
Menurutnya pada akhir program yang didukung oleh MCA-Indonesia ini, hal yang ingin dilakukan Konsorsium Perempuan adalah mensosialisasikan praktik baik yang telah dilakukan. Ada lima lembaga yang tergabung di Konsorsium yaitu Gemawan, PPSW, JPK, Diantama dan Simpai Kapuas.
"Untuk peluncuran praktik baik di tingkat provinsi ini yang dilakukan adalah mendiskusikan apa saja yang telah dilakukan untuk bisa diadopsi dan direplikasikan di kabupaten lain bahkan di tingkat kelompok masyarakat," kata Laili.
Dia mengatakan banyak petani yang tidak bangga dengan profesinya, bahkan terkesan malu-malu menyebutkan diri sebagai petani. Wajar saja, setiap tahunnya Indonesia kehilangan jumlah petani. Oleh karena itu program ini juga mendorong petani muda.
"Hal lain yang digambarkan bahwa pertanian itu bukan sesuatu yang punya nilai ekonomis. Padahal tidak demikian. Kita harus jadikan pertanian sebagai ikon yang membanggakan," jelasnya.
Pada kesempatan tersebut, Laili Khairnur menyerahkan buku Perempuan Pejuang Pangan, narasi dari Sintang dan Kapuas Hulu kepada Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. Acara juga diisi dengan pemutaran film Perempuan Pejuang Pangan. Baik buku maupun film, disusun tim dari Jurnalis Perempuan Khatulistiwa sebagai anggota Konsorsium Perempuan.
Acara serupa juga sudah digelar di Sintang dan Kapuas Hulu pada beberapa hari lalu.
(N005/)