Pontianak (Antaranews Kalbar) - Calon Gubernur Kalimantan Barat nomor urut 2, Karolin Margret Natasa mengakui dirinya saat ini kembali diterpa isu dinasti politik untuk maju pada Pilkada Kalbar, sehingga dirinya perlu mengklarifikasi dan memberi pemahaman ke masyarakat.
"Saya bersama pak Gidot kembali diperintahkan oleh PDI Perjuangan dan Demokrat untuk melanjutkan pembangunan yang telah dilakukan oleh pak Cornelis dan Christiandy Sanjaya yang telah memimpin Kalbar selama dua periode," kata Karolin, saat menghadiri undangan masyarakat Siantan Permai di Pontianak, Minggu.
Bahkan, katanya, ia dan Suryadman Gidot juga telah didukung oleh PKPI dan Perindo, untuk berjuang bersama pada Pilgub Kalbar ini.
"Dengan dukungan empat partai dan seluruh masyarakat Kalbar, saya yakin, kita bisa memenangkan Pilkada kali ini dan bersama-sama melanjutkan pembangunan yang sudah berjalan dengan baik ini," tuturnya.
Karolin juga mengakui, isu politik dinasti kembali dimainkan oleh beberapa pihak untuk menjegalnya memenangkan Pilkada Kalbar.
"Mungkin bapak dan ibu semua sudah mendengar, isu politik dinasti yang saat ini sedang berkembang di tengah kita. Ada yang mengatakan, sudah bapaknya jadi gubernur dua kali, anaknya lalu mau maju lagi jadi gubernur sehingga ada yang menyatakan, kami ini ingin membangun dinasti politik," katanya.
Perlu diketahui, kata Karolin, dirinya menjadi calon gubernur bukan serta merta keinginan Cornelis atau partai pengusung. Dia sendiri sudah melalui beberapa proses pendidikan politik, dimana sejak delapan tahun lalu, sudah dipercayakan masyarakat Kalbar untuk menjadi anggota DPR selama dua periode.
Bahkan, berhasil menjadi anggota DPR dengan perolehan suara terbanyak se-Indonesia.
Kemudian, lanjutnya, saat kembali ditugaskan oleh PDI Perjuangan untuk mengikuti Pilkada Landak, dirinya juga berhasil memenangkan pilkada tersebut dengan perolehan suara hingga 98 persen.
Menurut dia, prestasi tersebut tentu menjadi pertimbangan besar partai yang telah membesarkan namanya untuk kembali menugaskannya bertarung pada Pilkada Kalbar tahun ini. Karena berdasarkan hasil survey, dirinya juga berpeluang besar untuk memenangkan Pilkada Kalbar tersebut.
"Jadi, ini tidak instan dan saya sudah berproses, saya dinilai mampu untuk memimpin Kalbar kedepan. Jadi bukan karena dinasti politik atau keserakahan untuk memimpin Kalbar," tuturnya.
Justru, kata Karolin, dirinya bersedia maju karena ingin melanjutkan pembangunan yang telah dilakukan oleh ayahnya selama sepuluh tahun terakhir.
"Kami menyadari, masih banyak yang belum selesai, sehingga ini harus diteruskan. Jika Kalbar dipimpin oleh calon lain nantinya, tentu kebijakannya akan berbeda dan proses pembangunan ini tidak bisa berlanjut, karena lain pemimpin tentu lain programnya," kata dia.
Untuk itu, Karolin meminta kepada masyarakat agar tidak mudah termakan isu politik dinasti tersebut, dan bisa berpikir serta berpandangan realistis.
Karolin menilai, masalah yang dihadapi di pemerintahan sangat kompleks dan itu akan menjadi tugasnya sebagai Gubernur nanti. Ia memastikan akan bekerja semaksimal mungkin, karena menurutnya, kinerja maksimal itu akan menjadi jawaban atas isu dinasti politik atau politik dinasti yang berembus pada dirinya.
Seperti diketahui, Karolin merupakan putri dari Gubernur Kalbar, Cornelis. Kendati demikian, ia menilai isu tersebut wajar diperdebatkan dalam era demokrasi.
"Tapi isu itu tidak boleh menafikan hak saya untuk memilih dan dipilih. Dan tugas saya membuktikan, saya dapat dan berhak menjalankan tugas yang sudah dibebankan kepada saya," kata dia.
Ia pun menegaskan bahwa dalam roda pemerintahan, tidak hanya gubernur dan bupati saja yang berperan tetapi ada juga kiprah DPRD. Kondisi ini menjadi bantahan tegas akan isu dinasti politik sebab ia tidak sendirian dalam memimpin Kalbar nantinya.
Karolin klarifikasi isu dinasti politik
Minggu, 4 Maret 2018 22:14 WIB