Jakarta (Antaranews Kalbar) - Pengamat sektor perhubungan Darmaningtyas berpendapat taksi daring sudah seharusnya dilengkapi dengan aplikasi "panic button" atau tombol darurat untuk menjaga keselamatan baik penumpang maupun pengemudi.
"Saya setuju dengan wacana adanya 'panic button'," kata Darmaningtyas ketika dihubungi Antara di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, aplikasi tombol sangat diperlukan untuk kepentingan melindungi konsumen, terutama karena telah banyak kasus seperti pelecehan yang menimpa pengguna.
Sebagaimana diwartakan, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan akan membuat "panic button" di aplikasi taksi daring, baik untuk pengemudi maupun penumpang untuk menjamin keselamatan bagi keduanya.
"Masalah angkutan sewa khusus dalam penyelenggaraanya, untuk standar pelayanan minimalnya ada keselamatan, mungkin kita akan buat 'panic button'," kata Budi dalam peninjauan usai Bimbingan Teknis Peningkatan Keselamatan Angkutan Pariwisata dan Tinjauan Lokasi Tempat Istirahat Pengemudi di Jakarta, Senin (15/10).
Baca juga: Pontianak Miliki Aplikasi Smart Police
Budi menjelaskan tombol itu berguna jika baik pengemudi maupun penumpang berada dalam kondisi terancam. Dia berharap usulan ini tidak ada lagi penolakan dari pihak manapun karena untuk keselamatan mengingat banyaknya kasus yang terjadi berkaitan dengan taksi daring.
Sebelumnya, Perusahaan Grab Indonesia melakukan uji coba penggunaan "panic button" guna meningkatkan keselamatan bagi para mitra pengemudi dan pengguna layanan aplikasi tersebut.
"Kami sedang melakukan 'pilot testing' (uji coba) di Jakarta, Medan dan Palembang," kata Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (13/9).
Baca juga: Tombol Panik Pontianak Juga Akan melibatkan Masyarakat
Menurut dia, kamera tersembunyi dan tombol panik yang letaknya juga tersembunyi adalah pelayanan respons darurat selama 24 jam setiap harinya dalam rangka melindungi mitra dan penumpang.
Ia mengungkapkan bahwa bila terjadi suatu peristiwa yang tidak diinginkan, maka pengemudi bisa memencet tombol panik sehingga akan tersambung ke pusat layanan Grab. Kemudian, lanjutnya, dari pusat tersebut segera menurunkan unit gerak cepat guna melakukan tindakan untuk mengatasinya.