Putussibau (Antaranews Kalbar) - Banjir yang melanda sejumlah titik di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kecamatan Badau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat sejak Minggu (11/11) hingga saat ini sudah surut.
"Alhamdulillah kondisi air sudah surut dan aktivitas masyarakat kembali normal," kata Camat Badau, Adenan saat dihubungi Antara, dari Putussibau, Senin.
Menurut Adenan, banjir akibat luapan sungai Badau beberapa tahun terakhir memang sering terjadi, karena curah hujan dan kurang lancarnya pembuangan air di sungai tersebut.
Ia mengatakan Sungai Badau itu sudah mengalami pendangkalan dan banyak sampah, sehingga sangat mudah meluap apabila curah hujan tinggi sehigga diperlukan pengerukan.
"Itu sudah pernah kami usulkan, namun belum terealisasi untuk pengerukan sungai yang mengalami pendangkalan," jelas Adenan. ? Sementara itu, warga Badau, Yohanes mengatakan banjir di Kecamatan Badau terjadi semenjak masuknya perkebunan kelapa sawit di daerah tersebut.
" Sebelum kebun sawit beroperasi tidak pernah Badau ini kebanjiran," katanya.
Selain itu, Yohanes juga mengakui kebiasaan buruk masyarakat membuang sampah di sungai sering terjadi. " Kalau saya lihat ada beberapa faktor, selain faktor alam banjir terjadi juga karena ulah manusia," katanya.
Pada Minggu (11/11) banjir sempat merendam sejumlah titik di Kecamatan Badau di antaranya di lapangan bola Badau, depan Kantor Urusan Agama (KUA) Badau, Badau Tengah dan Badau Hilir.
Kedalaman air rata - rata setelah meter, bahkan beberapa rumah warga di pesisir Sungai Badau terendam banjir.